sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Minimalisasi banjir, PUPR perbanyak pompa di Jateng

Penambahan pompa difokuskan ke lokasi-lokasi yang lama surutnya. Kudus dan Kabupaten/Kota Pekalongan, misalnya.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Selasa, 02 Mar 2021 11:31 WIB
Minimalisasi banjir, PUPR perbanyak pompa di Jateng

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan memperbanyak pompa untuk meminimalisasi risiko banjir di Jawa Tengah (Jateng). Pengadaan dengan kontak tahun jamak (multiyears) tersebut dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana.

"Teman-teman Balai Besar Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juwana sedang melakukan itu," Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Sumber Daya Air, dan Penataan Ruang (Pusdataru) Jateng, Eko Yunianto.

Upaya ini, klaimnya, berperan penting untuk mempercepat pengurangan genangan dalam jangka pendek. Alasan lainnya, pompa yang dimiliki Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng terbatas.

"Kami akui, pompa kami kemampuannya alirnya relatif kecil, yaitu 50 liter per detik. Teman Balai Besar (BBWS) relatif lebih gede, 250 liter per detik. Kudus juga memiliki (pompa)," jelasnya.

Penambahan pompa difokuskan ke lokasi-lokasi yang lama surutnya. Kudus dan Kabupaten/Kota Pekalongan, misalnya.

Selain itu, Pemprov Jateng melakukan pemeliharaan rutin sungai agar alur terjaga dan mengangkat sedimen yang mengganggu. Kegiatan ini dilakukan di hulu Sungai Pemali, seperti Sungai Erang, Sungai Rambut, sungai Pedes, Sungai Pemali, dan Sungai Comal.

"Teman-teman yang lain juga bergerak, memelihara dan merawat sungai. Ada normalisasi, ada pengerukan sedimen, dengan maksud supaya memberi ruang yang cukup pada saat debit banjir terjadi," tuturnya, melansir situs web Pemprov Jateng.

Pemicu banjir
Eko melanjutkan, banjir di Kudus dipicu tingginya elevasi sungai yang melintas, yakni Sungai Juwana, Sungai Wulan, dan Sungai Gelis.

Sponsored

Volume air di sana bertambah imbas hujan deras di Blora, Kendeng Sukolilo, Kedungombo, dan pegunungan Muria. Kudus, yang merupakan daerah cekungan, lantas menjadi tempat penampungan saat muka air sungai meningkat. 

Sedangkan di Pekalongan, berdasarkan kajian Badan Geologi Kementerian ESDM, mengalami penurunan tanah (land subsidence) sekitar 8 cm pada 2020. Faktor berikutnya, tingginya curah hujan dalam beberapa waktu terakhir.

Pengelolaan sumber daya air di 35 daerah se-Jateng dibagi menjadi 10 wilayah sungai (WS). Perinciannya, WS Cimanuk-Cisanggarung, WS Pemali-Comal, WS Bodri-Kuto, WS Jratunseluna, WS  Wiso Gelis, WS Kepulauan Karimujawa, WS Bengawan Solo, WS Progo Opak Serang, WS Serayu-Bogowonto, dan WS Citanduy.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid