Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengecam keras aksi bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu pagi (7/12). Ia menegaskan, serangan bom bunuh diri tidak menguntungkan siapapun dan mencederai nilai kemanusiaan.
"Ini aktivitas yang merugikan. Bayangkan jika pelaku dan korbannya adalah keluarga kita," ujar Moeldoko di gedung Bina Graha Jakarta, Rabu (7/112).
Aksi bom bunuh di Polsek Astanaanyar, kota Bandung, terjadi pada pukul 08.20 WIB. Pelaku menerobos masuk ke tengah apel pagi dengan maksud melakukan serangan.
Menurut keterangan Kapolda Jawa Barat, Irjen Suntana, ada 11 orang yang menjadi korban dalam aksi bom bunuh diri tersebut. Dari 11 orang itu, sebanyak 10 orang merupakan anggota polisi dan satu orang warga sipil yang sedang melintas di sekitar lokasi kejadian. Sedangkan, pelaku bom bunuh diri dipastikan tewas di lokasi.
Moeldoko menegaskan, peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Mapolsek Astana Anyar menyadarkan semua pihak bahwa ideologi yang berlandaskan kekerasan tidak bermanfaat, baik untuk perjuangan ideologi maupun bagi kehidupan masyarakat.
"Hentikan segala ideologi kekerasan. Stop aksi bom bunuh diri. Apa untungnya bagi kita? Nggak ada, yang ada cuma merugikan semua," ucap Moeldoko.
Eks Panglima TNI itu juga meminta semua pihak untuk melihat dan memaknai peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar sebagai kejadian yang tidak berguna dan hanya membawa kerugian bagi semua masyarakat. Kejadian itu, sambung dia, bukan sekadar kekerasan, tapi juga peristiwa kemanusiaan yang solusinya tidak bisa menggunakan jalan tinggal.
"Kita perlu memperkuat modal sosial, keguyuban dan gotong royong sebagai peringatan dini untuk melihat lingkungan sekitar kita," ucapnya.