sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

MTI: Masih ditemukan pemudik naik sepeda motor

Pilihan pemudik menggunakan sepeda motor merupakan dampak dari kebijakan industri sepeda motor yang sudah berlebihan.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Selasa, 26 Mei 2020 10:27 WIB
MTI: Masih ditemukan pemudik naik sepeda motor

Pelanggaran kapasitas penumpang dalam menggunakan sepada motor di tengah pandemi coronavirus baru (Covid-19) masih kerap terjadi. Bahkan, mudik menggunakan sepeda motor tetap mendominasi. Imbasnya, potensi bahaya Covid-19 tersebar ke pelosok desa-desa terbilang cukup besar.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, pilihan pemudik menggunakan sepeda motor merupakan dampak dari kebijakan industri sepeda motor yang sudah berlebihan.

Kebijakan sepeda motor di Indonesia harus dievaluasi dan dikaji ulang. “Apalagi nanti memasuki era normal baru (the new normal) di sektor transportasi. Sepeda motor merupakan kendala bagi Indonesia untuk menciptakan bermobilitas baru. Yakni, mengistimewakan penggunaan transportasi umum yang ditopang keberadaan jalur sepeda dan fasilitas pejalan kaki untuk pergerakan jarak pendek,” ujar Djoko dalam keterangan tertulis, Selasa (26/5).

Kebijakan penetapan batas kapasitas isi silinder kurang dari 80 cc dan di atas 200 cc mungkin lebih bijak. Jika kapasitas sepeda motor masih seperti sekarang, tanpa batasan dan kontrol ketat pemerintah, maka niscaya akan mengganggu setiap kebijakan pemerintah dalam hal pengelolahan transportasi.

Di banyak negara, sepeda motor bukan merupakan kendaraan yang direkomendasikan digunakan untuk bermobilitas warga. Pasalnya, sepeda motor cocok digunakan untuk mobilisasi jarak menengah.

Djoko mengatakan, meski aparat kepolisian sudah semaksimal mungkin mencegah warga mudik dengan kendaraan bermotor menggunakan penyekatan di jalan raya, tetapi ikhtiar warga untuk memaksa mudik menggunakan sepeda motor memang tidak dapat dibendung. Sebab, sangat lincah mengakalinya dengan mencari dan melewati jalan-jalan tikus. Bahkan, tanpa peduli aturan dan tidak membawa surat keterangan sehat.

Upaya pemerintah untuk mencegah warga Jabodetabek tidak melakukan mudik mengalami kegagalan. Meski cukup ketat pengawasan di terminal bus, stasiun, pelabuhan penyeberangan, dan bandara udara, tetapi kegiatan mudik tetap berpotensi besar menyebarkan Covid-19 ke berbagai daerah. Pasalnya, keterbatasan personel untuk mencegah dan tingkat kesadaran masyarakat masih sangat rendah terhadap bahaya penyebaran Covid-19 ini.

“Dampak mudik yang dipaksakan oleh sebagian warga yang kurang memahami kesehatan dirinya, keluarganya dan lingkungannya, bisa jadi potensi terjadi penyebaran coronavirus ke daerah. Harapan kita bersama, semoga penyebaran coronavirus tidak banyak beralih ke daerah,” ucapnya.

Sponsored

 

Berita Lainnya
×
tekid