Nasib 3 WNI tak lolos penyaringan 'di tangan' China
Kebijakan berlaku sejak WHO mendeklarasikan PHEIC untuk wabah coronavirus.
Nasib tiga warga negara Indonesia (WNI) yang tak lolos penyaringan (screening) berada "di tangan" pemerintah China. Menyusul berlakunya larangan orang sakit keluar dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei.
Kebijakan berlaku sejak "Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)" dideklarasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Swiss, Kamis (30/1) waktu setempat. Menyusul merebaknya coronavirus atau 2019-nCoV.
"Itu terserah pemerintah China. Kalian harus menyadari, PHEIC itu sebenarnya membuat tidak bisa keluar semua," ucap Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (3/2).
Akhir pekan kemarin, pemerintah mengevakuasi 238 dari 245 WNI dari Wuhan, lokasi pertama munculnya coronavirus. Namun, sebanyak tiga orang di antaranya gagal dibawa ke Tanah Air.
Mereka kurang fit saat penyaringan. Baik suhu tubuh maupun mengecek keberadaan simtom-simtom penyakit. Ketiganya merupakan mahasiswa. Dua berasal dari Xianning dan satu dari Wuhan.
Indonesia, menurut Terawan, takkan bisa melobi China. Agar ketiganya bisa segera dibawa pulang. "Nunggu mereka PHEIC-nya dicabutlah," ujarnya.
Kendati begitu, dia menilai, ketiganya berpeluang untuk pulang ke Indonesia. Alasannya, penahanan bersifat sementara.
"Kemarin coba dibaca dengan detail atasnya (PHEIC). Diterjemahkan detail, itu bunyinya ada temporary. Sementara," tuturnya. Masyarakat pun diminta menghargai proses yang ada.
Saat dievakuasi, sebanyak empat WNI di Wuhan menolak. Merasa lebih nyaman di "Negeri Tirai Bambu", dalihnya.
Meski demikian, Terawan sesumbar, pemerintah terus memantau perkembangan melalui perwakilan di China. "Bukan hanya konsultan. Tapi, melalui Kedubes (Kedutaan Besar) juga," tutupnya.