sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemenkes: Obat melalui telemedicine akan diterapkan di 34 ibu kota provinsi

Jumlah kebutuhan obat melalui telemedicine meningkat dari hari ke hari sejak layanan ini dibuka oleh Kemenkes.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Selasa, 13 Jul 2021 12:04 WIB
Kemenkes: Obat melalui telemedicine akan diterapkan di 34 ibu kota provinsi

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, layanan obat Covid-19 melalui 11 platform layanan telemedicine segera dibuka untuk wilayah Jabodetabek. Budi menyebut, jumlah kebutuhan obat melalui telemedicine meningkat dari hari ke hari sejak layanan ini dibuka oleh Kemenkes.

"Kalau ada yang kena, misalnya DKI Jakarta sebagai pilot project, langsung kami kirim ke mereka (pasien) asalkan tes PCR positif. Minggu ini rencananya buka ke seluruh Jabodetabek, karena kami lihat sistemnya jalan," kata Budi Gunadi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Selasa (13/7).

Menurut Budi, distribusi obat melalui telemedicine akan diterapkan di 34 ibu kota provinsi. "Kemudian kami cepat replikasi ke ibu kota-ibu kota provinsi. Karena ini penting untuk ibu kota provinsi," ujarnya.

Ada 11 Platform telemedicine yang sudah bekerja sama dengan Kemenkes, yakni Alodokter, GetWell, Good Doctor dan GrabHealth, Halodoc, KlikDokter, dan KlinikGo. Kemudian Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, dan YesDok.

Untuk alurnya dimulai dari laboratorium pemeriksaan PCR yang terafiliasi dengan Kementerian Kesehatan. Ada 743 laboratorium pemeriksaan PCR yang sudah terafiliasi dan terkoneksi langsung dengan Kemenkes, 114 laboratorium di antaranya ada di Jakarta. Sehingga data pasien yang didata oleh 743 laboratorium itu akan terbaca oleh Kemenkes.

Ketika hasil tes PCR tersebut terkonfirmasi positif Covid-19, maka lab akan mendata pasien dan terhubung langsung dengan Kemenkes. Dalam jarak waktu sekitar satu hari, pasien akan menerima pesan WhatsApp dari Kemenkes yang memuat link untuk konsultasi online dan sebuah kode untuk mendapatkan obat gratis.

Sementara, untuk daerah yang bukan ibu kota provinsi, Kemenkes menggandeng TNI untuk pendistribusian obat Covid-19 gratis ini. Skema distribusinya pun sama dengan telemedicine. Di mana seseorang yang mendapat akses obat Covid-19 harus dinyatakan positif PCR melalui pemeriksaan di puskesmas.

"Orang yang positif masuk ke database puskesmas, obat-obatnya langsung dikirim oleh Babinsa. Obatnya gratis," kata dia.

Sponsored

Budi menambahkan, informasi ketersediaan obat Covid-19 di telemedicine juga dibuat secara transparan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat mendapat informasi ketersediaan obat di apotek-apotek Kimia Farma. Demi menghindari penimbunan obat, Kemenkes tidak mencantumkan harga obat di telemedicine, termasuk membatasi jumlah pembelian sesuai resep dokter.

"Kami sudah mencoba membuat transparan, ini semua apotek Kimia Farma, semua jenis obatnya akan ada. Tetapi kalau kita taruh angkanya (harga obat), takut rush, takut diborong oleh para penimbun obat. Jadi kami batasi belinya dengan resep dokter dan tidak usah banyak-banyak," ungkap Menkes Budi. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid