sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pasar jadi klaster Covid-19, DPRD: Pengelolaan tidak beres

Menurut Prabowo, 80% dari 153 pasar tradisional di Jakarta kotor dan kumuh.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Senin, 22 Jun 2020 22:19 WIB
Pasar jadi klaster Covid-19, DPRD: Pengelolaan tidak beres

DPRD DKI Jakarta menyesalkan buruknya pengelolaan kebersihan pasar tradisional di Ibu Kota di tengah pandemi coronavirus baru (Covid-19). Imbasnya, menjadi klaster anyar penyebaran SARS-CoV-2. 

"Kebersihan salah satu bagian protokol kesehatan Covid-19. Tapi, pasar tradisional di Jakarta 80% kumuh, tidak terawat, dan kotor," ucap Anggota Komisi C DPRD Jakarta, Prabowo Soenirman, Senin (22/6).

Politikus Partai Gerindra ini mengklaim, penilaian tersebut berdasarkan hasil inspeksi di lapangan. Pasar Palmerah, Pasar Induk Kramat Jati, dan Pasar Pulogadung, misalnya.

"Saya cek juga, tidak ada protokol kesehatan. Contoh Pasar Inpres Pondok Bambu, Jakarta Timur, orang keluar-masuk tanpa masker. Dibiarkan saja. Kotor pula," tegasnya.

"Gubernur dan Wagub juga sudah tinjau ke lapangan. Tapi, Direksi Pasar jaya, tidak pernah tinjau atau turun ke lapangan. Aneh bagi saya," sambung dia.

Terdapat 153 pasar tradisional di Jakarta. Hingga 18 Juni, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes), sebanyak 137 pedagang di 18 pasar positif terpapar Covid-19.

Karenanya, Prabowo berpendapat, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya selaku pengelola pasar tradisional di Jakarta gagal bertugas dengan baik. "Jaga kebersihan pasar saja enggak bisa." 

Menurut mantan Direktur Utama Perumda Pasar Jaya ini, penularan Covid-19 di pasar dapat dikendalikan jika kebersihannya dijaga.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid