sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pelaksanaan vaksinasi di Jateng sarat masalah

Terjadi gangguan pada aplikasi KPC-PEN, salah satunya.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Jumat, 15 Jan 2021 08:10 WIB
Pelaksanaan vaksinasi di Jateng sarat masalah

Pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 di Kota/Kabupaten Semarang dan Kota Surakarta, Jawa Tengah (Jateng), pada Kamis (14/1) sarat masalah. Terjadi gangguan sistem, misalnya.

Hal tersebut, terang Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, paling serius terjadi di Kabupaten Semarang. Imbasnya, registrasi ulang pada aplikasi Komisi Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) bermasalah.

“Belum semua mendaftar ulang. Di tiga daerah itu (Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan Surakarta) ada gangguan sistem, terutama di Kabupaten Semarang agak terganggu," ucapnya. Namun, sudah diperbaiki dari pusat.

Dampak selanjutnya, banyak tenaga kesehatan (nakes) calon penerima imunisasi belum bisa mendaftar ulang dan melakukan vaksinasi pada hari pertama. Namun, enam orang pejabat setempat telah disuntik.

Persoalan lainnya, beberapa dari 800 nakes yang telah divaksin belum layak menerima suntikan. Adapula yang tidak hadir padahal sudah mendapatkan jadwal imunisasi di hari tersebut.

“Kota Semarang yang daftar (ulang) 601 orang, sebanyak 470 (orang) melakukan suntik vaksin. Ada 61 orang ditunda karena alasan kesehatan dan tak hadir sebanyak 70 orang," jelasnya, mengutip situs web Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng.

"Sementara di Solo dari total 366 orang, sebanyak 330 orang divaksin, 18 orang ekslusi (dikeluarkan dari daftar), sedangkan 18 lagi ditunda,” sambungnya.

Dirinya belum menerima laporan detail tentang absennya 70 orang di Kota Semarang yang seharusnya menerima imunisasi. Diduga karena yang ada kepentingan atau tugas. Meski demikian, diharapkan bisa menjalaninya pada penjadwalan ulang.

Sponsored

“Kami akan klarifikasi dulu, alasannya apa. Kalau alasan tak bisa dipertanggungjawabkan, tentunya ada langkah berikutnya. Bisa berupa persuasi atau edukasi. Untuk langkah represif itu langkah paling belakang,” pungkas Yuli.

Kegiatan itu dilaksanakan di sejumlah fasilitas kesehatan (faskes). Perinciannya, 37 puskesmas, tujuh rumah sakit (RS), dan satu Balkesmas di Kota Semarang. Kota Surakarta mencakup tujuh puskesmas, 15 RS, dan satu klinik.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid