sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pembelian organ manusia jadi ancaman dunia fashion

Bareskrim bentuk tim khusus pengusutan pembelian organ manusia di Brasil.

Immanuel Christian
Immanuel Christian Senin, 28 Feb 2022 08:29 WIB
Pembelian organ manusia jadi ancaman dunia fashion

Gemparnya kabar pemesanan paket organ manusia dari negara Brasil ke Singapura oleh desainer Indonesia rupanya mengusik desainer tanah air lainnya. Sebab, kabar tersebut diakui memberikan bau yang sangit bagi industri mode domestik ke luar negeri.

Seperti Franka Soeria, desainer yang membangun Modest Fashion Week itu mengaku terkejut mendengar berita itu. Menurut Franka, penggunaan organ manusia sebagai bahan pembuatan produk di dunia fashion tidak menunjukkan nilai luhur bangsa Indonesia.

“Saya cukup kaget dengan berita ini, buat saya berita berita seperti ini mencemarkan industri kreatif Indonesia. Masih banyak teman-teman berjuang harumkan nama bangsa, jangan sampai satu kejadian ini memberi dampak negatif sama yang lain. It doesn’t represent our country values (Itu tidak menunjukkan nilai bangsa kita),” kata Franka kepada Alinea.id, Minggu (27/2) malam.

Franka menyampaikan, penggunaan bulu binatang sudah dianggap tabu dan banyak pihak yang menentang. Bahkan di Internasional, hal tersebut dianggap sebagai sesuatu yang aneh dan tidak etis.

Dalam skala global, Franka melanjutkan, eksploitasi dan komersialisasi seperti itu sudah dianggap buruk. Pandangan itu terus berlanjut dengan harapan mode yang ditampilkan bisa dinikmati siapapun.

“Trennya di dunia Internasional itu sekarang lebih respectful untuk penggunaan bahan-bahan yang tidak menyakiti, cara pembuatan dengan penggajian yang adil. (Sementara) yang terjadi ini, sangat tidak lazim dan menyalahi nilai-nilai,” ujar Franka.

Franka berharap, berita tersebut tidak mengganggu para desainer tanah air untuk berkarya. Apalagi, dalam waktu dekat pertunjukkan mode kembali memamerkan berbagai macam mode terkini di Dubai Expo.

Kesan industri mode di Nusantara masih primitif atau pun barbar menjadi citra buruk bagi para seniman sandang tersebut. Sementara, nama Indonesia di kancah dunia dalam bidang mode sudah merebak harum.

Sponsored

“Jangan sampai (ada anggapan buruk), ya doain. Aku bikin show (pameran) di Dubai Expo, bawa desainer Indonesia banyak. Kasihan (kalau sampai ada anggapan tersebut), semoga engga melebar kemana-mana. Indonesia lagi usaha banget promosiin fashionnya,” ucap Franka.

Di sisi lain, National Central Bureau (NCB) Interpol di Indonesia telah melayangkan surat ke Interpol Brasil untuk mengkonfirmasikan perdagangan organ manusia di negeri samba itu. Isu perdagangan itu sampai ke Tanah Air, ketika mencuat salah seorang desainer Indonesia memesan paket berisi bagian tubuh manusia tersebut dengan tujuan pengiriman ke Singapura.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, surat yang dilayangkan ke interpol di Brasil juga diberi tembusan ke Interpol Singapura. Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu jawaban surat tersebut.

“Sudah dikirim surat dari Set NCB Interpol Jakarta ke Interpol Brazil dan Interpol Singapura,” kata Dedi kepada Alinea.id, Jumat (25/2).

Dedi menyebut, Bareskrim Polri juga tengah menyiapkan satu tim untuk mengusut kasus tersebut. Tim ini akan turun ketika informasi lengkap dari Interpol Brasil maupun Singapura membalas surat itu.

“Sambil menunggu jawaban tim dari Bareskrim sudah disiapkan,” ucap Dedi.

Seperti diketahui, Polisi Brasil mengungkapkan, organ-organ tersebut diawetkan salah satu profesor di kampus menggunakan teknik plastinasi. Teknik ini membuat organ tubuh asli seseorang akan diisi silikon serta epoksi agar tidak membusuk.

Seperti dalam pemberitaan VICE World, anggota kepolisian federal Brasil menyampaikan bila tujuan pengiriman paket itu adalah Singapura dengan AP yang diduga sebagai penerima. Paket potongan tubuh manusia itu sudah meninggalkan pelabuhan Manaus, namun tidak jelas apakah telah sampai tujuan atau belum

Kepolisian Federal Brasil menyebutkan, paket itu berisi potongan tangan dan tiga plasenta. Organ itu ditemukan saat melakukan penggerebekan laboratorium di Amazonas State University (UEA), di Kota Manaus.

Beberapa karyawan lab di UEA telah diberhentikan akibat skandal ini. Profesor yang mengawetkan organ juga menjadi tersangka dan saat ini dalam pemeriksaan aparat. 

Merujuk hukum Brasil, penjualan organ untuk tujuan komersial tanpa izin berpotensi melanggar Undang-Undang Perdagangan Manusia dengan ancaman hukuman maksimal delapan tahun penjara.

Berita Lainnya
×
tekid