sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah kembali kembangkan rusun terintegrasi transportasi

Sinergi antar BUMN yang sejalan dengan komitmen pemerintah ini diharapkan, dapat menjadi solusi bagi warga yang tinggal di pinggiran Jakarta

Soraya Novika
Soraya Novika Senin, 10 Des 2018 15:04 WIB
Pemerintah kembali kembangkan rusun terintegrasi transportasi

Proyek pembangunan rusun terintegrasi transportasi atau hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Rawa Buntu, Stasiun Jurangmangu, dan Stasiun Cisauk, resmi beroperasi.

Peletakan batu pertama proyek dilaksanakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, Gubernur Banten Wahidin Halim, dan Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany di Kawasan Stasiun Rawabuntu, Senin (10/12).

Sinergi antar BUMN yang sejalan dengan komitmen pemerintah ini diharapkan, dapat menjadi solusi bagi warga yang tinggal di pinggiran Jakarta, seperti BSD, Serpong, Pamulang, Cisauk dan sekitarnya dalam menyediakan hunian layak dan terjangkau. 

“Konsep hunian terintegrasi transportasi sudah kami lakukan sebelumnya di Stasiun Tanjung Barat Jakarta dan Stasiun Pondok Cina Depok. Merupakan hunian terintegrasi ketiga yang kami kembangkan di Stasiun Rawa Buntu Tangerang Selatan. Minat yang luar biasa dari masyarakat pada kedua proyek sebelumnya menyemangati kami untuk terus mengembangkan konsep terintegrasi seperti ini ke depannya. Sekaligus menjaga ketepatan waktu dalam pembangunannya. Melalui hunian menempel dengan Stasiun Rawa Buntu ini, maka akan banyak lagi hunian terjangkau yang dapat diserap oleh masyarakat,” ujar Direktur Utama Perum Perumnas Bambang Triwibowo di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Senin (10/12).

Proyek hunian di dekat Stasiun Rawa Buntu ini akan berdiri di atas lahan seluas 24.626 meter persegi dengan total unit 3.632 hunian. 

Pembangunan proyek hunian yang dinamakan Mahata Serpong itu dibagi menjadi dua tahap pembangunan. Pada tahap pertama pembangunan hunian dibangun sebanyak tiga tower terlebih dahulu, dan untuk tahap selanjutnya akan dibangun tiga tower, sehingga totalnya menjadi enam tower. 

Ketiga tower pada tahap pertama terdiri dari 1.816 unit dengan bauran 330 hunian subsidi dan 1.486 hunian non subsidi. 

Tipe yang disediakan yaitu tipe Studio (Semi Gross 21.90 meter persegi), tipe 1 BR (Semi Gross 34.09 meter persegi), tipe 2 BR (Semi Gross 35.98 meter persegi) dan tipe 2 BR+ (Semi Gross 60.47 meter persegi).

Sponsored

Bambang menambahkan pembangunan Mahata Serpong dilakukan mulai akhir tahun ini dan diperkirakan selesai pada 2020.

"Perizinan sudah rampung dan pembelian unit dapat dipesan di kantor marketing Perumnas yang salah satunya berada di Stasiun Rawa Buntu," imbuhnya.

PT Hutama Karya (Persero) selaku BUMN Kontruksi mendukung program sejuta rumah melalui anak usahanya PT HK Realtindo (HKR) yang bergerak di bidang Properti dengan mengembangkan hunian terintegrasi transportasi serupa di Stasiun Jurangmangu. 

“Total unit yang akan dibangun PT HK Realtindo di kawasan stasiun ini sebanyak 4.510 unit dan terbagi menjadi enam tower di atas lahan seluas 4,6 hektare (ha). Total investasi proyek ini sekitar Rp 2,1 triliun," tutur Direktur Utama PT Hutama Karya Bintang Perbowo.

Sementara itu Direksi PT HK Realtindo menjelaskan, pelaksanaan pembangunannya dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama akan dilakukan optimalisasi stasiun dan dibangun tiga tower Apartemen dengan kapasitas sekitar 1.500 unit dengan total investasi sekitar Rp 891 miliar. 

Sekitar 30% atau sekitar 450 unit dari hunian ini dikhususkan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Jakarta dan sekitarnya untuk bisa memiliki hunian yang layak. Hunian untuk MBR tersebut akan dijual dengan harga Rp 8 juta per meter persegi dengan luas mulai dari 32 meter persegi. 

Saat ini, perizinan hunian terintegrasi Stasiun Jurangmangu masih dalam proses. Pembangunan rencananya akan dimulai pada semester pertama tahun 2019 dan ditargetkan selesai pada tahun 2023.

Sedangkan tahap kedua pembangunan hunian tersebut, akan dibangun sekitar 2.300 unit dan dilaksanakan setelah seluruh pembangunan tahap pertama selesai dilakukan.

Sementara itu, di Stasiun Cisauk pengembangan hunian terintegrasi transportasi dilakukan PT Adhi Commuter Properti, yang merupakan anak Perusahaan dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan nama 'Cisauk Point'.

"Di kawasan ini akan dibangun enam tower dengan 2.641 unit hunian. Tahap pertama, sebanyak 832 unit dengan bauran 300 unit hunian subsidi dan 532 unit non subsidi," tutur Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto.

Saat ini, perizinan mendirikan bangunan hunian terintegrasi Stasiun Cisauk masih dalam proses. Proyek dengan total nilai investasi Rp831 miliar ini, akan memulai pembangunan tahap pertama dan serah terima ke konsumen pada 2021. 

Untuk hunian bersubsidi, Cisauk Point mengembangkan dua tower, yaitu tower Jasper dan Agate setinggi 19 lantai dengan jumlah unit mencapai 640 unit. Sedangkan, empar tower lainnya setinggi 26 lantai akan dikembangkan untuk hunian kelas menengah bawah, dengan total unit 2001 unit.

Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan kerjasama pembangunan hunian terintegrasi transportasi ini dilaksanakan dengan pemanfaatan lahan milik PT KAI dengan memperhatikan pola kerja sama jangka panjang sebagaimana pada Permen BUMN No. PER-13/MBU/09/2014 Tentang Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap Badan Usaha Milik Negara.

Selain terintegrasi dengan transportasi KRL di stasiun, pengembangan hunian dengan konsep ini juga akan dilengkapi area publik berupa parkir mobil, parkir, komersial area, taman dan area publik bersama.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi kolaborasi ketiga BUMN tersebut. Menurutnya, proyeknya ini juga mempunyai dampak signifikan terhadap penurunan biaya transportasi dan kemacetan kota.

"Konsep hunian ini akan memudahkan mobilisasi masyarakat dalam beraktifitas. Terlebih pembangunan ini akan dilengkapi dengan area komersil dan fasilitas umum yang semuanya terintegrasi dalam satu kawasan, sehingga penghuni dapat melakukan berbagai aktivitas sehari-hari karena ada ruang sosialisasi bagi para penghuni. Lain dari itu, biaya transportasi dan kemacetan perkotaan semakin berkurang, serta penataan ruang kota pun semakin efisien," tutur Menteri Budi.

Menteri BUMN Rini Soemarno dalam sambutannya mengimbau ketiga BUMN tersebut dapat berkoordinasi secata matang demi memenuhi target pemerintah dalam menyelesaikan solusi perumahan urban saat ini.

"Kedepannya, diharapkan dengan sinergi BUMN dalam rangka penyediaan rumah pada konsep hunian terintegrasi ini lebih merata dapat diterapkan di seluruh Indonesia. Sehingga tidak hanya penurunan angka backlog perumahan dapat teratasi, namun peningkatan kapasitas rumah terjangkau dengan kualitas yang baik semakin meningkat dan rencana pemerintah pada program Satu Juta Rumah dapat terealisasi dengan cepat," tutup Menteri Rini.

Berita Lainnya
×
tekid