sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah terus berusaha menurunkan BOR di rumah sakit

Jodi menyebut, bisa dikatakan Indonesia sudah melewati masa kritis.

Achmad Rizki
Achmad Rizki Minggu, 29 Agst 2021 08:48 WIB
Pemerintah terus berusaha menurunkan BOR di rumah sakit

Rasio tempat tidur terpakai (bed occupancy ratio/BOR) di rumah sakit secara nasional terus membaik. Kondisi ini tentu menggembirakan, tapi masyarakat jangan sampai lalai, karena potensi kasus Covid-19 kembali naik selalu ada.

"Saat ini kondisi BOR memang terus membaik, bahkan banyak rumah sakit lebih sepi dari sebelumnya. Pemerintah terus berharap agar BOR turun yang mengindikasikan perbaikan kondisi Covid-19 di Indonesia," kata Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi kepada wartawan, Sabtu (28/8).

Jodi menyebut, bisa dikatakan Indonesia sudah melewati masa kritis. "Namun, yang harus menjadi penekanan adalah kita tidak boleh jemawa yang akhirnya menyebabkan kita lengah, sehingga berpotensi menimbulkan kenaikan kasus lagi," kata Jodi.

Dia meminta, masyarakat agar selalu waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). "Kita jaga sama-sama agar tidak terjadi kenaikan kembali," tutur Jodi.

Jodi mengakui masih ada beberapa daerah yang BOR-nya tinggi. "Kami sedang fokus menangani daerah-daerah tersebut dengan terus menambah tempat tidur dan mengevakuasi pasien positif ke isolasi terpadu, sehingga mengurangi potensi penularan," ujarnya.

Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Iwan Ariawan sepakat kondisi BOR sudah membaik. "Kurang dari 60% sudah memadai menurut indikator PPKM dan PHSM WHO. Tapi itu baru 1 dari 6 indikator PPKM/PHSM," ujar Iwan Ariawan.

Menurut Iwan, kapasitas respons kabupaten/kota, testing dan tracing masih dalam kategori sedang, atau belum memadai seperti BOR. Sedangkan transmisi komunitas, rawat inap di rumah sakit dan kematian masih di tingkat 3, sehingga harus diusahakan turun ke tingkat 2.

"Masyarakat tidak boleh euforia, masih tetap harus hati-hati, tetap prokes ketat dan vaksinasi secepatnya saat ada kesempatan," kata Iwan.

Sponsored

Pemerintah berusaha mencegah penyebaran Covid-19 melalui program vaksinasi nasional dan meningkatkan testing, tracing, dan treatment. Secara nasional hingga pukul 18.00 WIB, Sabtu 28 Agustus, vaksin dosis pertama telah disuntikan kepada 61.465.338 orang. Sedangkan vaksin dosis kedua telah disuntikan kepada 34.803.788 orang.

Fokus pemerintah menguatkan testing, tracing, dan treatment mulai memperlihatkan hasil positif. Hal ini, terlihat dari testing rate di tiap daerah yang naik dan positivity rate yang menurun. Guna melanjutkan keberhasilan tersebut, kerja sama yang humanis antara pemerintah dan masyarakat harus dipertahankan.

Pekan lalu, seluruh provinsi mampu mencapai testing rate yang ditetapkan. Standar testing yang harus dipenuhi tiap daerah tertuang dalam Inmendagri tentang pemberlakuan PPKM berlevel di Jawa Bali dan luar Jawa Bali. 

Sementara, standar tingkat testing dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah 1:1.000 penduduk per minggu, untuk mengukur upaya surveilans yang dilakukan.

"Seperti kita ketahui, 3T adalah serangkaian upaya yang kita gencarkan secara nasional, bertujuan untuk memutus rantai penyebaran COVID-19. Ini adalah ikhtiar yang harus dikuatkan, terutama untuk menghadapi varian delta yang sangat menular, agar tidak ada keterlambatan deteksi dini maupun penanganan pasien," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, dilansir covid19.go.id.

Berita Lainnya
×
tekid