sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PPKM darurat, pemerintah tingkatkan testing dan tracing 4 kali lipat

Menkes menegaskan, pemerintah menjalankan ini secara bersamaan sesuai dengan panduan dari Badan Kesehatan Dunia.

Achmad Rizki
Achmad Rizki Kamis, 01 Jul 2021 23:14 WIB
PPKM darurat, pemerintah tingkatkan testing dan tracing 4 kali lipat

Pemerintah akan meningkatkan kapasitas testing Covid-19 selama masa pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Jawa-Bali mulai 3-20 Juli 2021. Langkah ini, diambil lantaran angka positivity rate Covid-19 terus melonjak.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan, sejalan dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan tersebut, pemerintah juga terus memperkuat upaya penanganan pandemi.

"Jadi, pertama adalah perubahan perilaku atau terkenal dengan 3M, yang kedua adalah deteksi atau 3T, yang ketiga adalah vaksinasi. Itu tiga strategi untuk mengatasi pandemi untuk orang yang sehat. Sedangkan, untuk yang sudah sakit, ada strategi perawatan atau terapeutik," ujarnya dikutip dari laman setkab.go.id, Kamis (07/01),

Menkes menegaskan, pemerintah menjalankan ini secara bersamaan sesuai dengan panduan dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO. "Jadi tidak ada satu yang lebih penting dibandingkan yang lain," bebernya.

Untuk deteksi, Menkes meminta, jajaran di daerah untuk meningkatkan pengetesan (testing) dan pelacakan (tracing) hingga 3-4 kali lipat dari yang dilakukan saat ini. Untuk mencapai target tersebut, setiap kabupaten/kota telah ditetapkan target harian yang harus dikejar, ini sesuai dengan guidance WHO.

"Kita bisa mengharapkan mungkin dari sekitar 100-an ribu sekarang, kita bisa naikkan menjadi 400-500 ribu testing per hari. Jadi banyak daerah-daerah, klaster-klaster yang sudah tinggi positivity rate-nya kita harus naikkan itu sampai 15 kali lipat atau 15 tes per 1.000 populasi per minggu," paparnya.

Tak hanya peningkatan kapasitas, menurut dia, prioritas pengetesan juga akan diperbaiki yaitu untuk pengetesan epidemiologis bukan untuk penapisan atau syarat perjalanan.

"Jadi benar-benar kami kejar suspect dan kontak eratnya, bukan yang skrining dia mau masuk ke mana, mau jalan ke mana, tapi benar-benar khusus untuk testing epidemiologi karena ini yang dibayar oleh negara," tegasnya.

Sponsored

Untuk pelacakan atau tracing, ujar Menkes, juga akan diperketat. Seluruh kontak erat dari kasus terkonfirmasi positif harus dikarantina sampai hasil tes menyatakan negatif agar tidak menjadi sumber penularan di tengah masyarakat.

Untuk keperluan pelacakan, pemerintah daerah boleh menggunakan pemeriksaan swab PCR maupun RDT antigen. RDT antigen diutamakan bagi daerah yang alat diagnosisnya terbatas, sehingga hasilnya bisa diketahui lebih cepat dan tes dapat dilakukan secara masif sehingga dapat mempercepat tracing.

"Target kami hasil testing harus keluar dalam waktu 24 jam, kalau PCR tidak bisa keluar 24 kita pakai rapid antigen," ujarnya.

Di samping itu, pemerintah juga akan memastikan bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit hanyalah pasien yang memiliki gejala sedang sampai berat. Hal ini bertujuan agar pasien yang tidak bergejala tidak akan terekspos oleh virus di rumah sakit.

"Jadi masyarakat tidak usah panik, kalau tidak ada sesak nafas, kalau saturasi oksigennya masih di atas 95%, kalau tidak ada komorbid, lebih baik dirawat di rumah kalau dia positif, atau dirawat di isolasi terpusat seperti di Wisma Atlet," ujar Menkes.

Budi menambahkan, pemerintah juga terus berupaya untuk memastikan ketersediaan pasokan oksigen di seluruh rumah sakit di Pulau Jawa dan memastikan manajemen di setiap rumah sakit berjalan dengan baik. "Kami  juga akan memastikan oksigen akan kita rapikan supply dan demand untuk seluruh rumah sakit di Jawa. Kita akan monitor ketat ini," ujarnya.

Khusus untuk daerah dengan sebaran kasus tinggi, pemerintah juga telah menyediakan tempat isolasi terpusat seperti Wisma Nagrak, Rusun Pasar Rumput, dan Asrama Haji yang kapasitasnya sama dengan Wisma Atlet. "Jadi kita sudah ada dua kali kapasitas Wisma Atlet yang sekarang sudah siap," tutur Budi.

Berita Lainnya
×
tekid