sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemudik Nataru diprediksi 5,3 juta orang, KAI siapkan 1.637 kereta

KAI siagakan 444 unit lokomotif dan 1 unit lokomotif cadangan, serta 1.637 unit kereta dan 218 unit kereta cadangan.

Soraya Novika
Soraya Novika Senin, 03 Des 2018 21:10 WIB
Pemudik Nataru diprediksi 5,3 juta orang, KAI siapkan 1.637 kereta

Volume penumpang selama 18 hari musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2018/2019, diprediksi mengalami peningkatan sebesar 5.317.358. Angka ini mengalami peningkatan 4% dari volume penumpang dibanding musim libur Nataru tahun lalu, yang mencapai sebanyak 5.112.844 penumpang.

Menyambut musim tersebut, PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah menyiapkan sarana, prasarana, dan SDM untuk mendukung kelancaran pelaksanaan angkutan Nataru.

"Dari aspek sarana perkeretaapian, tahun ini KAI menyiagakan 444 unit lokomotif dan 1 unit lokomotif cadangan, serta 1.637 unit kereta dan 218 unit kereta cadangan," ujar Direktur PT KAI Edi Sukmoro, dalam konferensi pers di Aula Jakarta Railways Center, Jakarta Pusat, Senin (3/12).

Sementara untuk jumlah kereta api (KA), tahun ini KAI menyiapkan 346 perjalanan KA reguler. Selain itu, KAI juga menyiapkan 48 perjalanan KA tambahan, untuk melayani masyarakat yang ingin menggunakan jasa KA pada masa liburan akhir tahun kali ini.

"Total jumlah KA yang siap melayani masyarakat pada masa angkutan Nataru kali ini adalah 394 perjalanan KA. Jumlah ini meningkat 5%, dibanding masa angkutan Nataru tahun lalu, yakni sebesar 375 perjalanan KA," kata Edi.

KAI mengoperasikan 24 nama KA tambahan, dengan 48 perjalanan, dengan total kapasitas kursi sebanyak 27.560 per hari. KA tersebut sebagian besar mulai beroperasi pada 20 Desember 2018 hingga 7 Januari 2019. Pada beberapa КА, seperti Brantas Tambahan dan Mataram Premium, operasionalnya akan dimulai sejak 13 Desember 2018.

"Sementara itu, untuk ketersediaan tempat duduk hingga 3 Desember 2018, jumlah tempat duduk di KA tambahan masih sebanyak 75%. Sedangkan untuk KA reguler masih tersedia 61% tempat duduk," imbuhnya.

Selama masa angkutan Nataru 2018/2019, KAI Juga menyediakan layanan first class. Layanan itu tersedia pada kelas luxury pada KA Argo Brono Anggrek sebanyak 1.296 kursi, dan kelas priority pada KA Argo Parahyangan sebanyak 4.320 kursi. Per 3 Desember 2018 ini, jumlah tempat duduk pada kelas luxury masih tersedia sebanyak 72%, sedangkan untuk kelas priority masih tersedia sebanyak 45%.

Sponsored

Unsur keamanan

Untuk memberikan rasa aman bagi pengguna jasa KA selama masa angkutan Nataru 2018/2019, PT KAI juga menyiapkan 6.172 personel keamanan. Jumlah tersebut terdiri dari 1.332 personel Polisi Khusus KA (Polsuska), 3 876 persanel security, dan bantuan eksternal dari TNI/Polri sebanyaK 950 personel, termasuk K-9. 

"Personel keamanan tersebut akan melakukan pengamanan di atas KA, stasiun, maupun secara mobile melakukan patroli di jalur KA, dan obyek-obyek penting lainnya, seperti dipo lokomotif dan kereta," kata Edi.

Dari aspek prasarana, seperti tahun-tahun sebelumnya, KAI juga bersiap siaga untuk daerah-daerah rawan bencana alam. KAI mendeteksi 305 titik rawan berupa banjir, longsor, dan amblas di sepanjang jalur KA di Jawa-Sumatera. 

Edi mengatakan, KAI menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS) antara lain berupa batu ballast, bantalan rel, pasir, karung, besi H beam untuk jembatan, alat penambat rel, di titik-ttik yang telah ditentukan. Selain itu, KAI juga menyiagakan tenaga flying gank, Petugas Penilik Jalan (PPJ) Ekstra, Penjaga Jalan Lintas (PUJL) Ekstra, dan petugas posko daerah rawan di sepanjang lintas KA Jawa dan Sumatera, untuk memantau apabila terjadi rintang jalan atau peristiwa luar biasa (PLH), yang menghambat perjalanan KA.

"Sebanyak 1.423 petugas disiagakan dengan rincian 415 personel PPJ Ekstra, 867 personel PJL Ekstra, dan 141 personel posko daerah rawan," ujarnya.

Edi juga mengatakan, data yang dimiliki KAI menunjukkan ada tren kenaikan kecelakaan dari tahun ke tahun. Dia menyebut, terjadi 341 kecelakaan per 30 November 2018. Untuk itu, bersama dengan kebijakan ini, Edi menegaskan bahwa sinergi kerja sama antar pihak, diperlukan demi mewujudkan keselamatan bersama.

Berita Lainnya
×
tekid