sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Penanganan Covid-19 harus berkejaran dengan kecepatan penularan virus

Pemerintah diminta tidak meremehkan 1 juta kasus Covid-19.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Rabu, 27 Jan 2021 13:32 WIB
Penanganan Covid-19 harus berkejaran dengan kecepatan penularan virus

Ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono mengingatkan, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia harus berkejaran dengan kecepatan penularan virus. Juga berkejaran dengan kecepatan virus bermutasi.

“Tidak ada yang bisa melarang mutasi dari virus corona, karena virus corona sudah secara alamiah bermutasi, hanya kecepatannya beda saja,” ucapnya dalam diskusi virtual, Rabu (27/1).

Tantangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) setahun vaksinasi Covid-19, kata dia, mustahil tercapai jika tidak ada perbaikan dalam penanganan Covid-19. Misalnya, dari segi mempersiapkan logistik, strategi operasional, hingga terkait berbagai persyaratan penerima vaksin Covid-19 yang menghambat program percepatan vaksinasi.

Ia pun meminta agar pemerintah tidak meremehkan total kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia telah tembus 1 juta. Sebab, total kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia sesungguhnya lebih dari 1 juta.

Semestinya, kata dia, penanganan pandemi Covid-19 harus menggabungkan semua cara dari 3T (testing, tracing, treatment), hingga 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker). Sementara vaksin hanyalah tambahan dan tidak pernah ada dalam sejarah peradaban manusia vaksin dapat mengatasi pandemi.

Disisi lain, penanganan pandemi Covid-19 harus menggunakan manajemen modern dan terencana. Namun, kata dia, Indonesia hingga saat ini belum memiliki rencana di tingkat nasional.

Untuk itu, Pandu menyarankan sebaiknya penanganan pandemi Covid-19 langsung oleh Kementerian Kesehatan, bukan Satgas, Gugus Tugas, maupun Komite.

“Bayangkan, negara dengan banyak ahli kesehatan, tetapi tidak memiliki rencana. Ini harus dilakukan segera. Jangan lagi mengulangi kesalahan tahun lalu. Fase denial (menyangkal), fase terlambat,” tutur Pandu.

Sponsored

Sebelumnya, Pandu Riono memprediksi kemungkinan varian baru Covid-19 telah masuk di Indonesia.

“Memang saya kira kita harus berpengalaman dulu. Belum ada yang masuk karena kita belum memeriksanya kan. Kalau saya memprediksi kemungkinan sudah masuk. Tetapi kan harus dibuktikan,” ucapnya saat dihubungi reporter Alinea.id, Sabtu (26/12).

Ia mengusulkan surveilans epidemiologi untuk memeriksa jenis virusnya, bukan hanya memeriksa orang saja. Jika dilakukan pemeriksaan jenis virus dalam populasi di Indonesia, lanjut Pandu, maka dapat dilihat apakah virus sudah bermutasi atau tidak.

"Vaksin tertentu tidak harus berbeda. Tetapi, masih katanya sih, 90% masih bisa dikenali dari vaksin lama (yang terlanjur beli),” tutur Pandu.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid