sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Penanganan Covid-19, riset Next Policy: Sentimen Terawan negatif

Next Policy juga membaca sentimen publik terhadap kinerja menteri-menteri lain yang berperan penting dalam menangani coronavirus (Covid-19).

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Senin, 30 Mar 2020 22:37 WIB
Penanganan Covid-19, riset Next Policy: Sentimen Terawan negatif

Penelitian Next Policy terhadap kinerja Kabinet Indonesia Bersatu menyebutkan, sentimen Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, di mata publik negatif dalam penanganan pandemi coronavirus baru (Covid-19) di Tanah Air. Pangkalnya, sempat menyangkal ancaman virus SARS-CoV-2 itu.

"Sebagai otoritas tertinggi di sektor kesehatan, sikap penyangkalan tersebut memengaruhi menteri-menteri lain. Menteri Perhubungan, Menko Polhukam, Menteri Dalam Negeri, Wakil Presiden, bahkan Presiden Jokowi menyampaikan pernyataan dengan nada yang sama," ucap peneliti Next Policy, Grady Nagara, via keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (30/3).

Sentimen publik di Twitter terhadap Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. Sumber: Riset Next Policy

Dalam merespons kritis, menurut dia, pemimpin harus berkomunikasi dengan transparan kepada publik. Juga memiliki dan mendorong arah dan tindakan yang jelas dan cepat, terlibat dan hadir, serta ada akuntabilitas pada seluruh proses.

"Nadiem Makarim, Erick Thohir, Sri Mulyani, Basuki Hadimuljono, adalah menteri-menteri yang mendapatkan sentimen positif yang diharapkan menjadi penggerak kabinet mengantisipasi krisis. Tetapi, mereka harus dipimpin langsung Presiden Jokowi," tuturnya.

Sementara, penggiat pendidikan sekaligus pendiri pemimpin.id, Ivan Ahda, menilai, dua sikap Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, dalam merespons pandemi Covid-19 perlu diapresiasi. Alasannya, memperlihatkan arah kebijakan pendidikan nasional.

"Pertama, peniadaan ujian nasional dan kedua, pembelajaran jarak jauh. Kedua keputusan tersebut, dapat diikuti oleh Dinas Pendidikan di daerah, sekolah, guru, dan murid bersama-sama orang tua," katanya.

Dia melanjutkan, Nadiem mampu mengelola sektor pendidikan secara baik di masa krisis. Pangkalnya, dijadikan momentum percepatan transformasi ke digital. "Kita tidak banyak pilihan, kecuali bertransformasi ke digital. Maka, Nadiem Makarim adalah sosok yang pas memimpinnya," ujarnya.

Sponsored

Di sektor ekonomi, Next Policy mencatat, dua pembantu Jokowi yang kinerja tergolong pivotal menanggapi krisis Covid-19. Mereka adalah Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan Menteri BUMN, Erick Thohir.

Direktur Eksekutif Next Policy, Fithra Faisal Hastiadi, mencontohkan dengan sikap Ani―sapaan Sri Mulyani―sebagai menteri paling awal bersuara tentang dampak Covid-19. "Bahkan, dibandingkan dengan Terawan," ucapnya.

Dirinya berpendapat, Ani tampak serius melakukan langkah-langkah mitigasi demi menangkis dampak Covid-19 terhadap perekonomian nasional. Bahkan sempat mengungkapkan kekhawatirannya terhadap coronavirus daripada Brexit―topik hangat di awal 2020.

"Sri Mulyani boleh jadi benar, mengingat analisis dampak yang dilakukan Next Policy menunjukkan, bahwa efek dari Brexit memang cukup minimal. Di mana kejadian ini 'hanya' berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga maksimal 0,007%," paparnya.

Sedangkan Covid-19, lanjut Fithra, berpeluang menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 0,1-0,2% per 1% penurunan ekonomi China. Seiring meningkatnya kasus di Indonesia, berpeluang terjadinya kontraksi ekonomi lebih besar.

Hal tersebut turut tecermin dalam hasil simulasi Next Policy, di mana pergerakan IHSG dan rupiah lebih banyak dipicu Covid-19 daripada faktor fundamental.

Hasil perhitungan impulse response Next Policy menunjukkan, meningkatnya satu kasus pasien meninggal karena Covid-19 di Indonesia berakibat pada pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika sebesar 78 bps setelah dua hari, 125,34 bps setelah satu pekan, dan 274,56 bps setelah sepuluh hari. Sedangkan naiknya satu kasus positif Covid-19 di Indonesia berakibat pada pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika sebesar 8,5 bps setelah dua hari, 81,42 bps setelah satu pekan, dan 172,48 bps setelah sepuluh hari.

Untuk IHSG, meningkatnya satu kasus pasien meninggal karena Covid19 di Indonesia berakibat pada pelemahan sebesar 2,5 bps setelah empat hari, 107,45 bps setelah satu pekan, dan 240,49 bps setelah sepuluh hari. Adapun meningkatnya satu kasus positif Covid-19 di Indonesia, berakibat pada pelemahan IHSG sebesar 22,96 bps setelah dua hari, 71,85 bps setelah satu pekan, dan 151,51 bps setelah sepuluh hari. 

Mengingat puncak dari infeksi Covid-19, berdasarkan proyeksi Next Policy, akan berada di antara tanggal 6-12 Mei, kemungkinan besar peran dari Sri Mulyani akan semakin sentral.

Terkait peran Erick, Fithra menilai, cukup konsisten sebagai menteri papan atas yang terbanyak disebut dan mendapatkan porsi kenaikan cukup tinggi (421%). Jauh berbeda dengan posisinya di awal penyusunan kabinet.

"Serupa dengan Sri Mulyani, banyak milennial memosisikan posisi Erick Thohir sebagai panutan. Bahkan dalam beberapa isu tertentu, nama Sri Mulyani dan Erick Thohir sering bergandengan disebut," ucapnya.

Penelitian Next Policy ini bertujuan melihat sentimen para menteri Kabinet Indonesia Maju. Data berasal dari teks Twitter, 11 Desember 2019-2 Maret 2020. Riset menggunakan pembelajaran mesin (machine learning) dengan memanfaatkan analisis media sosial nusantara berbasis kecerdasan buatan (AMENA). Hasil analisisnya, adalah visualisasi data berupa peta sentimen positif, negatif, dan netral.

Untuk melihat sentimen tersebut, Next Policy secara fokus melihat sentimen publik dalam konteks isu Covid-19. Cakupannya dibatasi fase awal kasus muncul sebagai isu global guna melihat evaluasi publik terhadap pemerintah dalam melakukan antisipasi. Ini berguna untuk memproyeksikan kapasitas kepemimpinan kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin dalam menghadapi krisis.

Selain itu, Next Policy juga secara khusus melihat kinerja menteri di bidang ekonomi dan antisipasi yang dilakukan dalam menghadapi dampak Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia.

Sebagai informasi, isu Covid-19 kali pertama muncul dalam perbincangan warganet di Twitter pada 15 Januari 2020. Next Policy lalu mengumpulkan data untuk melihat sentimen publik terhadap menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju yang berperan strategis dalam mengananinya. Macam Terawan; Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian; Nadiem; Ani; Erick; serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio.

Berita Lainnya
×
tekid