Pencari suaka di Kebon Sirih dipindahkan ke Kalideres

Para pencari suaka di trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta, dipindahkan ke lapangan bekas Kodim di Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (11/7).

Pantauan Alinea.id, ratusan pencari suaka tersebut dipindahkan menggunakan bus Pemprov DKI, Metrotrans, serta Transjakarta. Sekitar 10 bus telah parkir di pinggir Jalan Kebon Sirih.

Pelaksana harian Gubernur DKI Jakarta Saefullah menjelaskan, gedung bekas Kodim di Kalideres tersebut merupakan aset Pemprov DKI. Sehingga, menjadi tempat alternatif untuk pemindahan sementara.

Adapun lokasinya dekat Rumah Detensi Imigrasi Kalideres yang selama ini menjadi tempat penampungan para pencari suaka.

"Ke Lapangan Eks Kodim di Kalideres, ada di aset kami," ujar Saefullah di Jalan Kebon Sirih, Jakarta pada Kamis (11/7).

Saefullah menyampaikan, Pemprov DKI menyiapkan tenda-tenda untuk tempat tinggal para pencari suaka. Pemprov DKI juga menyediakan fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK).

Pantauan Alinea.id, sejumlah bus yang mengangkut para pencari suaka telah diberikan tanda dengan nomor bus, seperti, Bus 1, Bus 2, dan seterusnya. Bus mulai berangkat pukul 15.30 WIB.

Petugas dari Pemprov DKI dan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) pun mengabsen nama-nama pencari suaka tersebut sebelum masuk ke dalam bus.

Salah satu pencari suaka yang turut dipindahkan Pemprov DKI Jakarta adalah Massuma. Ia terlihat menunggu giliran namanya dipanggil sambil menggendong anak perempuannya yang masih berusia balita.

Massuma bersama suaminya membawa barang yang mereka miliki dengan tas dan plastik hitam besar. Ia mengaku ikut arahan petugas tanpa mengetahui lokasi yang akan menjadi tujuan pemindahan. 

"Kami tidak tahu mau dibawa kemana, kami ikut saja. Kami semua di sini dipindahkan, semoga tempatnya lebih baik," ujar dia kepada reporter Alinea.id.

Sebagai informasi, para pencari suaka berasal dari Afghanistan, Sudan, dan Somalia itu sudah berhari-hari tinggal di trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, tepatnya di depan kantor UNCHR. Mereka menuntut kepastian perlindungan dari UNCHR.