sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pengamat: Dukungan karangan bunga penangkapan Munarman rekayasa

Pesan melalui karangan bunga itu menjadi tidak wajar bila kehadirannya hasil rekayasa. 

Marselinus Gual
Marselinus Gual Jumat, 30 Apr 2021 15:50 WIB
Pengamat: Dukungan karangan bunga penangkapan Munarman rekayasa

Pengamat komunikasi politik M. Jamiluddin Ritonga mengkritisi karangan bunga bentuk dukungan terhadap Polri dalam memberantas jaringan teroris. Karangan bunga ditujukan atas penangkapan Munarman.

Jamiluddin menyatakan, pesan-pesan dukungan itu tentu wajar dalam negara demokrasi. Rakyat berhak memberi apresiasi terhadap lembaga negara yang dinilai berhasil.

Hanya saja, menurut dia, pesan melalui karangan bunga itu menjadi tidak wajar bila hasil rekayasa. Pasalnya, individu atau lembaga tertentu memesan dengan pesan hampir senada seolah-olah dari sumber yang berbeda.

"Dalam kasus karangan bunga untuk Polri, anehnya pemberi karangan bunga tidak dicantumkan. Hal ini, membuat pihak yang menerima dukungan (Polri) tidak mengetahui siapa atau lembaga mana yang mendukungnya," kata Jamiluddin dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (15/4).

Setelah penangkapan eks pengacara Habib Rizieq Shihab (HRS), Munarman, karangan bunga berjejer di luar Gedung Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sejak Rabu, (28/4). 

Dalam karangan bunga tersebut, tampak berisi kalimat dukungan terhadap Polri dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam upaya pemberantasan terorisme di Tanah Air.

"Sulit menelusuri apakah karangan bunga itu berasal dari sumber yang sama atau berbeda. Semoga saja karangan bunga itu memang dari sumber yang berbeda," imbuh dia.

Jamiluddin berharap, karangan bunga diberikan masyarakat dengan tulus, bukan rekayasa dari pihak-pihak yang mencari muka. 

Sponsored

Hal itu perlu disikapi secara seksama mengingat pesan dukungan melalui karangan bunga sudah menjadi trend belakangan ini. "Tentu komunikasi politik tidak boleh menyampaikan pesan bohong. Komunikasi politik melalui karangan bunga harus tetap menjunjung tinggi etika berkomunikasi," jelas dia.

Berita Lainnya
×
tekid