sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pengungsi di Mataram mulai terserang penyakit

Anak-anak Mataram menyebut, pengungsi gempa di Lombok rawan terinfeksi penyakit seperti ISPA dan diare.

Purnama Ayu Rizky
Purnama Ayu Rizky Selasa, 14 Agst 2018 14:15 WIB
Pengungsi di Mataram mulai terserang penyakit

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat menyebutkan, pengungsi gempa bumi di kota ini mulai terserang penyakit infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan diare. Hal itu pertama diketahui, saat tim Dinas Kesehatan Mataram melakukan pelayanan kesehatan keliling di sejumlah titik Mataram.

"Tim kami melakukan monitor pelayanan kesehatan ke lokasi pengungsi pada pagi dan malam hari, sebab kalau siang, sebagian besar pengungsi pulang. Banyak kasus pengungsi mengidap penyakit ISPA dan diare," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Usman Hadi di Mataram, Selasa (14/8).

Pengungsi terpapar ISPA lantaran berhari-hari tidur dan beraktivitas di tempat terbuka. Sementara, cuaca di luar sangat dingin dan berdebu. Pengungsi yang terserang penyakit ISPA, imbuhnya, juga rentan terkena infeksi paru-paru. Untuk penyakit diare, umumnya dilatarbelakangi oleh konsumsi makanan dan pola tidur yang tak teratur. Sehingga, daya tahan tubuh mereka menurun.

"Pelayanan kesehatan di lokasi pengungsian juga kami prioritaskan untuk bayi, anak-anak, dan ibu hamil. Untuk ibu hamil, saya sarankan sebaiknya tidak tinggal di ruang terbuka terlalu lama," ujarnya. Sementara, untuk ketersediaan obat-obatan dan vitamin, ia mengklaim sejauh ini masih mencukupi.

Menurutnya, pelayanan kesehatan keliling di lokasi pengungsian warga akibat gempa bumi 7,0 skala richter (SR) dan gempa susulan 6,2 SR, telah dilakukan sejak awal. Namun, ia tak menampik soal keterbatasan petugas sehingga tak bisa menjangkau ratusan titik.

"Namun kami akui, karena keterbatasan petugas, kami tidak bisa menjangkau semua titik lokasi pengungsian warga yang mencapai ratusan titik, dengan jumlah jiwa mencapai lebih dari 66 ribu," katanya.

Oleh karena itu, Dinkes setempat telah menginstruksikan sebelas puskesmas di Kota Mataram, baik puskesmas rawat inap dan non-rawat inap harus tetap buka 24 jam. Tujuannya, demi memudahkan pelayanan bagi para pengungsi.

Pelayanan kesehatan di puskesmas itu sendiri, hingga kini masih dilaksanakan di luar ruangan. Kondisi itu akan berlangsung hingga status tanggap darurat pada 18 Agustus 2018 berakhir.

"Itupun, kalau tidak diperpanjang lagi, atau kondisi sudah benar-benar kondusif dan aman," pungkasnya.

Sumber: Antara

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid