Pentingnya perlindungan tenaga kesehatan
Seluruh dokter memiliki resiko terpapar Covid-19.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat sebanyak 159 dokter dan 114 perawat meninggal dunia. Di antara 159 dokter yang gugur sebagian besar bertugas di tempat yang bukan menjadi rujukan Covid-19.
“Itu menjadi suatu gambaran, resiko itu terjadi pada seluruh layanan kesehatan. Jadi, seluruh dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang bekerja mempunyai resiko terpapar,” ujar Wakil Ketua Umum IDI dr. Moh Adib Khumaidi, dalam talkshow berjudul “Kesiapan Penanganan Pasien di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC)”, Senin (16/11).
“Itu memberikan suatu gambaran masalah yang juga harus diperbaiki. Edukasi yang berkaitan dengan safety culture,” imbuhnya.
Selain edukasi, lanjut dia, tindakan pencegahan perlu dilakukan melalui penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, salah satunya dengan merancang ulang tempat pelayanan kesehatan.
Dijelaskan dr Adib, IDI melalui tim mitigasi membuat langkah perlindungan terhadap dokter. Pasalnya, kunci utama dalam penanganan Covid-19 ini adalah waktu pengobatan dan tempat pelayanan.
“Jadi pada saat timing bagus, segera mendapat penanganan, dan dia berada di tempat yang mempunyai kemampuan serta sarana dan prasarana, inyaAllah pasien bisa sembuh,” kata dr. Adib.
Saat ini, kata dia, secara perlahan terdapat peningkatan dalam pencegahan, penanganan, serta koordinasi Satgas dengan Kementerian Kesehatan dalam perjuangan menghadapi pandemi Covid-19.