sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IPO: Penunjukan stafsus dari milenial hanya politik akomodatif

Terpilihnya stafsus baru dari kalangan milenial dinilai hanya praktik bagi-bagi kursi.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Sabtu, 23 Nov 2019 13:59 WIB
IPO: Penunjukan stafsus dari milenial hanya politik akomodatif

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (21/11) mengumumkan staf khusus (stafsus) kepresidenan yang baru. Ketujuh stafsus baru tersebut terdiri dari perwakilan generasi milenial.

Direktur Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syahputra menilai bahwa penunjukan stafsus kepresidenan dari kalangan milenial hanya sebagai politik akomodatif. Pasalnya, nama-nama yang terpilih adalah orang-orang yang dulunya ikut sebagai tim sukses pasangan Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019.

"Kita bisa lihat dari karakter tujuh stafsus adalah yang mendukung di pilpres 2019 dan di antaranya memang ada yang memimpin organisasi pendukung Pak Jokowi," kata Dedi dalam diskusi di Ibis Hotel, Jakarta, Sabtu (23/11).

Di lain sisi, menurut Dedi, presiden ingin menunjukkan bahwa dipilihnya generasi milenial sebagai bentuk kepeduliannya untuk merangkul kalangan muda di pemerintahan.

"Tapi saya lebih berat ke yang pertama. Akomodasi untuk mereka yang sudah berjuang untuk pemenangan pilpres," ujar Dedi.

Sementara itu, salah seorang stafsus yang baru saja ditunjuk, Aminudin Ma'ruf, membantah bahwa penunjukan dirinya dan enam orang lainnya lebih bersifat akomodatif (bagi-bagi jatah) dibanding kinerja.

"Saya kira sangat berlebihan kalau dibilang penunjukan stafsus itu hanya gimmick atau akomodatif," tutur dia dalam kesempatan yang sama.

Amin menambahkan, sebagian besar staf khusus yang dipilih tersebut adalah orang-orang yang memang pakar di bidangnya. Bahkan, katanya, sebagian besar adalah lulusan dari luar negeri.

Sponsored

"Yang masuk ke stafsus itu orang yang ekspert. Bahkan dari sisi pendidikan hanya saya saja yang sekolah biasa," ujar Amin.

Amin pun menekankan, penunjukan generasi muda sebagai stafsus presiden membuktikan bahwa Jokowi berpikir 10 tahun atau 20 tahun ke depan untuk menyiapkan regenerasi kepemimpinan yang nantinya akan dijalankan oleh kaum muda hari ini.

"Saya rasa beliau sudah memikirkan bagaimana membangun Indonesia 10 sampai 20 tahun ke depan. Kami diminta menjadikan momen ini pelajaran untuk mengambil pengalaman," tutur dia.

Amin sendiri usai demisioner sebagai Ketua Umum PB Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menjadi Sekretaris Jenderal Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi), yang merupakan relawan pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.

Berita Lainnya
×
tekid