sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Penurunan kasus Covid-19 diprediksi awal 2022

Masyarakat harus patuh menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Senin, 03 Agst 2020 13:02 WIB
Penurunan kasus Covid-19 diprediksi awal 2022

Pandemi Covid-19 di Indonesia diprediksi hingga 2022. Ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono mengingatkan, pemerintah benar-benar bekerja secara extra ordinary dalam penanganannya.

Pasalnya, jika tidak segera dituntaskan, mustahil memulihkan perekonomian. Dia pun mengimbau, agar masyarakat patuh dalam menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3 M). Sedangkan, pemerintah diminta melakukan pelacakan secara masif dengan menggunakan polymerase chain reaction (PCR).

"Jika apa yang akan terjadi, kalau kondisinya pada akhir Juli 2020, berdasarkan permodelan. Indonesia akan naik terus. Kita belum tahun puncaknya kapan. Sampai akhir Desember (2020) kasus akan naik terus. Jangan bermimpi kita the second wave, the first wave is never achieve," kata Pandu dalam diskusi virtual, Senin (3/8).

Jika terus mengalami kenaikan, menurut dia, puncak pandemi Covid-19 di Indonesia diprediksi pada pertengahan tahun 2021. Sedangkan, penurunan kasus bisa pada awal tahun 2022.

"Apakah kita mau seperti ini, apakah ekonomi bisa pulih seperti ini? Kalau tidak resesi, ya kita masuk depresi. Itu pilihan-pilihan yang tidak menyenangkan," bebernya.

Berkaca pada kasus Flu Spanyol 1918, pandemi Covid-19 terjadi bergelombang karena penduduk sulit patuh 3 M. Di Indonesia, kemungkinan gelombang akan terus naik, dua atau tiga puncak dalam satu gelombang. 

Puncak pandemi Covid-19 di Indonesia, kata dia, tidak bisa diprediksi karena testing terbilang masih rendah. "Ini asumsi belum tentu bener. Permodelan banyak salahnya. Pada umumnya permodelan banyak salahnya karena berangkat pada asumsi yang belum tentu betul. Yah kan, kalau kita melakukan survei yang aktif, testing, lacak, dan isolasi dengan lebih baik. Kita bisa menekan lonjakan," ucapnya.

Sayangnya, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia tidak diiringi dengan kecepatan dalam melakukan testing. Ia juga menjelaskan, pentingnya meninjau positif rate, bukan hanya peningkatan jumlah kasus.

Sponsored

"Karena kita berlomba dengan tadi. Jadi, testing kita temukan, tetapi kita belum berhasil mendorong masyarakat untuk melakukan 3 M. Meski testing meningkat, tetapi kalah dengan kasusnya," ujar Pandu.

Lebih jauh, ia terkejut dengan banyaknya pergerakan jarak jauh pada libur Idul Adha. Jika tidak diringi dengan 3M, maka dua hingga 3 minggu ke depan akan terjadi lonjakan kasus baru yang tidak bisa dikontrol.

Berita Lainnya
×
tekid