sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Perdana, Mentan lepas ekspor cabai kering ke Pakistan

Keberhasilan Kementan menembus pasar baru di Asia bukan hal mudah.

Fathor Rasi
Fathor Rasi Senin, 23 Nov 2020 08:07 WIB
Perdana, Mentan lepas ekspor cabai kering ke Pakistan

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor perdana cabai kering asal Sulawesi Selatan menuju pasar internasional baru, Pakistan, pada Minggu (22/11). Ekspor cabai tersebut dilakukan PT. Ransu Navigasi Nusantara. Total bahan ekspor kurang lebih 21 ton.

"Ini sesuatu yang mengembirakan karena pertanian tidak hanya tumbuh secara masif untuk kepentingan ketahanan pangan, tetapi juga ekspor kita terus berkembang. Bahkan, tidak hanya dalam bentuk kuantitasnya, tapi juga beragam komoditi seperti cabai bisa di ekspor ke pakistan untuk campuran pewarna tekstil mereka," kata Mentan Syahrul via keterangan tertulis yang diterima, Senin (23/11).

Menurut Mentan, pelepasan ini merupakan ekspor kedua setelah sebelumnya komoditas cabai kering juga menembus pasar Jepang. Tak main-main, jumlahnya bahkan mencapai 23 ton yang dikirim secara bertahap.

"Ini menjadi prospek karena komoditas cabai bisa kita panen setiap saat. Bahkan, potensi kita juga cukup tinggi. Sekarang ini mereka punya kontrak 100 ton, tapi ke depan kami siap backup untuk ekspor di angka 1000 ton," katanya.

Keberhasilan ekspor menuju pasar baru di Asia, jelas Mentan, bukan hal mudah. Apalagi dalam perjalananya eksportir selalu dihadapkan dengan perizinanan dan tingkat kepercayaan terhadap suatu negara.

Karena itu, Mentan ingin para pengusaha dan eksportir terus berjalan konsisten walau komoditas yang diekspor masih sebatas komoditas biasa.

"Jangan diukur seberapa besar uangnya karena yang paling penting kita tidak istirahat langkahnya. Tidak ada yang berhenti dan jajaran pertanian tidak boleh istirahat. kenapa? karena pertanian itu tidak mengenal hari," katanya.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil menambahkan, dalam proses ekspor yang terpenting adalah memperhatikan hilirisasi produk pertanian sebagai salah satu fokus upaya peningkatan ekspor nasional.

Sponsored

"Produk pertanian segar yang tidak tahan lama atau bersifat perishable, maka harus dilakukan hilirasasi yang memberi nilai tambah dan menjamin keberterimaan produk di negara tujuan, karena tidak mudah rusak dan mutu terjaga," katanya.

Adapun selain ekspor cabai kering, Mentan Syahrul juga melepas komoditas pertanian asal sub sektor perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura seperti biji, kulit, cangkang, kelapa parut, karet, porang, cincau hitam, pisang, manggis hingga kencur. Totalnya, mencapai 114,1 ton atau senilai Rp21,3 miliar dengan negara tujuan benua Asia dan Eropa.

Berdasarkan data lalu lintas ekspor pertanian di Karantina Makassar, pertumbuhan negara tujuan ekspor meningkat sebesar 8%, yakni 133 negara tujuan ekspor pada 2019, dan 143 negara tujuan hingga Oktober 2020, atau bertambah 10 negara tujuan baru seperti Thailand India dan Cina.

"Selaku koordinator gugus tugas peningkatan ekspor pertanian, kami akan terus mendorong tumbuhnya pelaku usaha dengan membuka akses informasi peluang ekspor pertanian seluas-luasnya," pungkas Jamil.

Sebagai informasi tambahan, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Oktober 2002, nilai ekspor pertanian terus mengalami pertumbuhan positif hingga sebesar USD 0,42 miliar atau tumbuh 1,26 % (m to m) jika dibandingkan bulan sebelumnya. Pun bila dibanding tahun sebelumnya, kinerja ekspor pertanian mencatat pertumbuhan 23,80% (y o y).

Berita Lainnya
×
tekid