sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Perdana Menteri Sri Lanka terancam dijatuhi mosi tidak percaya

Mosi tidak percaya itu lantaran krisis ekonomi di Sri Lanka.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Rabu, 13 Apr 2022 15:45 WIB
Perdana Menteri Sri Lanka terancam dijatuhi mosi tidak percaya

Perdana Menteri Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa, terancam dijatuhi mosi tidak percaya oleh partai oposisi karena dinilai tidak becus menangani krisis ekonomi yang menimpa negara tersebut. 

Mosi tidak percaya baru-baru ini juga berhasil menggulingkan bekas Perdana Menteri Sri Lanka, Imran Khan. Mahinda adalah kakak laki-laki dari Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa.

Seperti dikutip Reuters, Rabu (13/4), mosi tidak percaya itu berawal dari suara demonstran yang menyerukan agar pemerintah untuk mundur dan menyerah dalam menangani krisis ekonomi. Aliansi oposisi utama Samagi Jana Balawegaya (SJB) mengatakan, akan memberi presiden dan perdana menteri satu pekan untuk mundur sebelum menggerakkan mosi tidak percaya di parlemen.

"Presiden dan perdana menteri harus mengundurkan diri," kata anggota partai oposisi Wickramaratne. 

Dia menambahkan, partai oposisi memiliki jumlah yang diperlukan di parlemen untuk memenangkan mosi tidak percaya tersebut.

Negara pulau berpenduduk 22 juta orang itu berada dalam pergolakan krisis keuangan terburuk sejak kemerdekaan pada 1948. Kekurangan devisa membuat Sri Lanka tidak dapat mengimpor bahan bakar, obat-obatan, bahkan kertas untuk menyelenggarakan ujian sekolah.

Ribuan orang turun ke jalan, banyak yang melakukan aksi duduk di Ibu Kota Kolombo, untuk mengecam pemerintah yang dipimpin oleh presiden dan perdana menteri dan merupakan representasi dari oligarki. Mahindra sebelumnya juga mengundang pengunjuk rasa untuk berdiskusi, namun belum mendapatkan respons. 

"Perdana menteri siap untuk memulai pembicaraan dengan para pengunjuk rasa di Galle Face Green," demikian bunyi keterangan resmi yang dikeluarkan kantor perdana menteri.

Sponsored

Beberapa demonstran tetap tinggal dan melanjutkan protes dengan mendirikan tenda. Kawasan itu berkembang menjadi lebih banyak dalam beberapa hari, menggagas fasilitas warung makan, medis, dan pengisian pulsa seluler untuk semua orang yang memperjuangkan protes agar Rajapaksa mundur. 

Sri Lanka juga dikabarkan akan memulai negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk program pinjaman pekan depan agar krisis tak semakin memburuk.

Pada Selasa (12/4), Bank Sentral Sri Lanka menyatakan, telah menangguhkan pembayaran utang luar negeri dan mengalihkan cadangan devisa yang berkurang drastis untuk mengimpor barang-barang penting.

Di tengah ancaman itu, pernyataan resmi pemerintah mengatakan mereka masih memegang suara mayoritas sekitar 225 anggota parlemen. Kendati demikian, lebih dari dua lusin anggota parlemen meninggalkan koalisi yang berkuasa dan menyatakan diri mereka independen pada pekan lalu.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid