sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

KontraS yakin pernyataan FIFA terkait tragedi Kanjuruhan belum final

Apalagi pernyataan tidak ada sanksi bukan disampaikan oleh Presiden FIFA Gianni Infantino.

Immanuel Christian
Immanuel Christian Rabu, 12 Okt 2022 15:57 WIB
KontraS yakin pernyataan FIFA terkait tragedi Kanjuruhan belum final

KontraS dan Omega Research Foundation telah mengirimkan surat keberatan, terkait respons FIFA atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Mengingat tragedi tersebut, menyebabkan 132 orang meninggal dan ratusan orang luka-luka dan akhirnya dicap sebagai tragedi sepak bola yang mematikan kedua setelah tragedi Estadio Nacional di Peru. 

Executive Coordinator KontraS Fatia Maulidiyanti mengatakan, FIFA memiliki beberapa poin terkait Hak Asasi Manusia (HAM) yang kuat dan tertuang sebagai sebuah komitmen. Poin itu terkait penilaian risiko HAM, mitigasi risikonya, membangun dan menerapkan mekanisme pengaduan, hingga remediasi dampak buruk yang terjadi pada pertandingan sepak bola.

“Ini menjadi catatan bagi Indonesia sebagai sebuah remedi,” kata Fatia dalam konferensi pers secara daring, Rabu (12/10).

Menurutnya, pertemuan Menteri BUMN Erick Thohir ke FIFA hanya tindak politik dan tidak menihilkan tanggung jawab PSSI maupun Pemerintah Indonesia atas peristiwa tersebut. Apalagi pernyataan tidak ada sanksi bukan disampaikan oleh Presiden FIFA Gianni Infantino.

“Kami tahu statement tersebut belum final,” ujarnya.

FIFA memang merespons tragedi itu dengan surat kepada pemerintah, namun bukan sebagai tindakan represif yang maksimal. Padahal insiden ini adalah isu brutalitas aparat dan perlu sanksi tegas.

Sementara FIFA merupakan organisasi yang menghormati HAM dan memiliki kewajiban untuk melakukan langkah hukum. Agar HAM dihormati dan dilindungi apalagi dalam dunia sepakbola.

Maka respons itu tidak hanya dianggap belum final namun juga masih prematur dan hanya klaim sepihak dari pemerintah. Anggapannya, pemerintah terlalu takut menerima sanksi pembekuan untuk perbaikan internal dunia sepak bola tanah air.

Sponsored

“Menurut kami, statement prematur prematur karena bukan berangkat langsung dari FIFA tetapi pemerintah Indonesia,” kata perwakilan Lokataru Foundation Nurkholis Hidayat, dalam kesempatan serupa.

Tidak ketinggalan, Helen Close dari Omega Research Foundation juga menyinggung respons FIFA itu. Meneurutnya, FIFA harus cekatan mengulas metode PSSI dalam menangani isu tersebut.

Cara PSSI dalam menangani perkara ini tidak ideal. Padahal ratusan korban ini mendukakan ratusan orang lainnya sebagai keluarga dan teman korban yang selayaknya luput dari perhatian.

“FIFA seharusnya mengulas lagi langkah-langkah PSSI dalam menangani isu-isu ketidakamanan,” jelas Helen.

Berita Lainnya
×
tekid