sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Persentase sembuh Covid-19 di Indonesia lebih rendah dari rerata dunia

Hal ini ditunjukan berdasarkan pendataan Kemenkes pada 1 Juli 2020.

Achmad Al Fiqri Ardiansyah Fadli
Achmad Al Fiqri | Ardiansyah Fadli Rabu, 01 Jul 2020 16:53 WIB
Persentase sembuh Covid-19 di Indonesia lebih rendah dari rerata dunia

Persentase kesembuhan penyakit coronavorus jenis baru atau Covid-19 di Indonesia ternyata masih lebih rendah dari rata-rata angka global. Hal ini ditunjukan berdasarkan pendataan Kemenkes pada 1 Juli 2020.

"Untuk angka kesembuhan di nasional sebanyak 43,2%. Memang lebih rendah dibanding angka global sebanyak 54,23%," kata Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (1/7).

Kendati begitu, ada sejumlah provinsi yang pertumbuhan kasus sembuhnya jauh lebih baik. Dia menyebut, terdapat 13 provinsi memiliki persentase kesembuhan di atas 70%.

Seperti Sumatera Barat angka kesembuhannya 81,1%, Riau 73,5%, Bengkulu 71,2%, Lampung 79,3%, Bangka Belitung 86,8%, Kepri 81,6%, DIY 85,3%, Kalimantan Barat 81,9%, Kalimantan Timur 73,7%, Kalimantan Utara 75,5%, Sulawesi Tenggara 82,3%, Gorontalo 80,2%, dan Sulawesi Barat 72,8%.

"13 provinsi ini memiliki angka kesembuhan di atas 70%," papar Yuri.

Tingginya persentase kesembuhan pada provinsi tersebut dapat terjadi lantaran penanganan cepat jika ditemukan kasus positif.

"Kesembuhan ini bisa dicapai, karena memang secara dini kita bisa menemukan kasus Covid-19 terkonfirmasi dengan gejala ringan dan sedang yang kita langsung tangani di rumah sakit," ungkap dia.

Di sisi lain, persentase angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia juga masih rendah dibandingkan rata-rata global. Diketahui, angka kematian nasional akibat coronavirus mencapai 5,09%. Sedangkan presentase kematian global mencapai 5,28%.

Sponsored

"Artinya, kita masih di rata-rata dunia. Bahkan, ada 23 provinsi yang angka meninggalnya di bawah 5,28%. Artinya di bawah rata-rata global," tutup Yuri.

Sebagai informasi, kasus positif Covid-19 di Indonesia per 1 Juli 2020 sudah mencapai 57.770 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 25.595 kasus dilaporkan sembuh, dan 2.934 lainnya meninggal.

Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, ada dua area atau tempat yang menjadi penularan utama virus corona (Covid-19) di wilayahnya, yakni pasar dan KRL.

"Ada dua area yang akan dilakukan peningkatan pengawasan dalam evaluasi selama satu bulan ini, pertama adalah pasar," kata Anies konferensi pers di Balai Kota Jakarta, Rabu (1/7).

Anies menuturkan, setidaknya ada 19 pasar yang sempat ditutup dalam periode satu bulan ke depan. Untuk itu, unsur TNI, polisi serta ASN akan diterjunkan dalam rangka mengawasi secara ketat pasar-pasar di DKI Jakarta. 

"Pasar yang dikelola oleh Pemprov DKI melalui PD Pasar Jaya jumlahnya 153 pasar. Kemudian ada 150 pasar yang sifatnya berbasis komunitas yang bukan dikelola institusi Pasar Jaya, tetapi beroperasi di kawasan masyarakat. Jadi total ada kira-kira 300-an pasar dan semua ini akan dilakukan pengawasan ketat," ujarnya.

"Jam operasinya akan dikembalikan normal. Ganjil genap di pasar akan ditiadakan tetapi jumlah orang masuk pasar akan dikendalikan," tambahnya.

Dengan demikian, jumlah yang masuk di pasar tidak boleh melebihi 50% dari kapasitas pasar dan ini akan dikendalikan oleh petugas di pintu pasar.

Adapun lokasi atau tempat kedua yang punya potensi tinggi penyebaran Covid-19, ialah transportasi umum KRL. Terkait itu, nantinya dari jajaran TNI, polisi dan Pemprov DKI Jakarta, bekerja bersama dengan KCI untuk memantau pengaturan penumpang di KRL.

"Di tempat lain relatif terkendali. Baik pengelola maupun pengunjung. Begitu juga dengan pekerja perkantoran, pertokoan, kemudian juga kendaraan umum seperti MRT relatif terkendali. Tetapi pasar dan KRL ini yang masih menjadi PR untuk dituntaskan," tandasnya.

Berita Lainnya
×
tekid