sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Persiapan new normal, jangan ada peraturan yang berubah-ubah

Protokol Covid-19 harus selalu dijalankan dengan konsisten.

Fadli Mubarok
Fadli Mubarok Rabu, 27 Mei 2020 09:47 WIB
Persiapan new normal, jangan ada peraturan yang berubah-ubah

Berbagai instansi pemerintahan, baik kementerian dan lembaga telah menyiapkan panduan atau pun protokol guna menyambut kehidupan new normal (kenormalan baru).

Merespons hal ini, Wakil Ketua Fraksi Nasdem DPR Willy Aditya, mengapresiasi langkah tersebut. Namun ia mengingatkan, agar kesiapan itu mulai disosilisasikan secara masif dan terukur.

"Sosialisasi secara masif dan terukur menjadi penting dan krusial," terang Willy lewat pesan tertulisnya, Selasa (26/5) malam.

Selain itu, Willy menyarankan agar pemerintah mulai berkoordinasi dengan perkantoran dan tempat tempat kerja lainnya. Hal ini penting dilakukan agar semangat menakar kehidupan normal baru bisa berjalan dengan seragam.

Misalnya saja yang terkait dengan infrastruktur pencegahan yang harus menjadi prasyarat dari kehidupan kenormalan baru. Sebagai contoh, berapa minimal tempat cuci tangan atau hand sanitizer yang harus disiapkan di sebuah area kerja.

"Demikian juga dengan sekolah jika akan normal kembali. Infrastruktur pencegahan penularannya harus disiapkan," tandas Anggota Komisi I DPR itu.

Kendati demikian, Willy menegaskan semua persiapan tersebut harus confirm atau tetap. Jangan lagi ada peraturan yang berubah-ubah atau perbedaan suara antara satu kementerian dengan kementerian lain.

Jika demikian, dikhawatirkan membuat masyarakat tidak respect dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Kalau sudah begitu, bukan pencegahan nantinya yang akan tampak, melainkan pengabaian yang berpotensi pada sikap anarki di tengah masyarakat.

Sponsored

Sementara Ketua Bidang Mobilitas dan Sebaran Penduduk Ikatan Praktisi Ahli Demografi Indonesia (IPADI) Chotib Hasan, mengatakan disiplin diri dan sabar merupakan kunci membuat kurva Covid-19 menurun dan siap masuk ke kehidupan new normal.

"Tetap disiplin diri menjalankan protokol yang selama ini sudah berjalan," kata Chotib yang juga peneliti di Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dihubungi.

Ia menyebutkan pandemi Covid-19 belum berakhir. Upaya yang harus sangat diperhatikan dan dijalankan dengan disiplin adalah protokol pencegahan penularan Covid-19

"Kita belum memenangi peperangan," tutur Chotib.

Ia menuturkan protokol tersebut antara lain tetap di rumah, memakai masker jika keluar rumah, mencuci tangan dan tidak berkumpul lebih dari lima orang.

"Kalau ini dijalankan dengan penuh kesabaran, Insya Allah kurva yang melandai dalam waktu dekat akan menurun," tuturnya.

Selain itu, masyarakat harus bersiap menjalani kehidupan kenormalan baru berdampingan dengan virus penyebab Covid-19 ke depannya.

"Siap tidak siap harus dipaksakan. Kan setiap kali ada sesuatu yang baru awalnya dipaksa, lalu terpaksa, lalu mencoba, lalu bisa, dan akhirnya biasa," ujarnya.

Untuk itu, protokol Covid-19 harus selalu dijalankan dengan konsisten. Setelah menjadi kebiasaan, maka akan terinternalisasi menjadi budaya dalam kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, petugas harus sabar dan tegas menghadapi warga untuk memastikan warga menjalankan protokol Covid-19.

"Masalah ekses di lapangan memang pasti akan terjadi. Lagi-lagi petugas harus sabar namun tegas. Jangan pilih kasih dalam penerapan hukuman," tuturnya. (Ant)

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid