sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pesantren ingin terlibat perangi Covid-19

Pemprov Jatim harus menggandeng pesanten tangani Covid-19.

Adi Suprayitno
Adi Suprayitno Minggu, 03 Mei 2020 19:00 WIB
Pesantren ingin terlibat perangi Covid-19

Lonjakan angka sebaran Covid-19 di Jawa Timur (Jatim) perlu mendapatkan perhatian serius untuk menekan jumlah pasien coronavirus. Caranya, Pemprov Jatim perlu menggandeng pondok pesantren untuk mempercepat penanganan Covid-19. 

Putra Pengasuh Ponpea Al Qodiri KH Muzaki Syah, Muhammad Fawaid mengatakan, di Jatim jumlah pesantren sangat banyak. Maka pemprov bisa melibatkan mereka. 

"Beberapa kiai dan gus-gus menyampaikan ke kami bahwa pentingnya melibatkan pesantren dalam penangan Covid-19 ini," ujar Fawaid, dikonfirmasi, Minggu (3/5). 

Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Mufa, pesantren bisa dihuni oleh ratusan atau ribuan santri dari berbagai daerah selama 24 jam. Pesantren tidak hanya mengajarkan agama saja, tetapi juga ikut mengembangkan lingkungan sekitar. Seperti halnya pemberdayaan ekonomi.

Penyebaran Covid-19, kata dia, tidak berdampak pada santri saja, tetapi juga masyarakat sekitar pesantren.

"Baik itu urusan kesehatan maupun ekonomi masyarakat sekitar yang pergerakan ekonomi biasanya berjalan, harus terhenti seketika karena pesantren rata-rata diliburkan," katanya.

Pengasuh Ponpes Nurul Chotib ini mengaku para santri akan kembali ke pesantren setelah perayaan Idul Fitri. Untuk itu, Pemprov Jatim harus menggandeng pesanten untuk penanganan Covid-19.

"Selain mengedukasi santrinya, pesantren juga bisa melakukan edukasi pada masyarakat sekitar. Sehingga bisa lebih mudah diterima daripada pihak di luar pesantren," tuturnya.

Sponsored

Sementara, Pengasuh PP Langitan Tuban, KH Maksum Faqih menyayangkan pemerintah belum menyentuh pesantren untuk diajak bekerjasama dalam menangani Covid-19.

Padahal, kata dia, pesantren memiliki ribuan santri dan Juga sangat rentan tertular coronavirus. "Harusnya pesantren bisa diajak bicara dan diberikan solusi langkah yang harus dihadapi," pintanya.

Pria yang akrab dipanggil Gus Maksum ini menyebut, selama ini pesantren dibiarkan sendiri untuk melawan coronavirus.
Padahal, jelas dia, pesantren harus merawat lingkungan sekitar, seperti halnya warga sekitar.

Warga sekitar pesantren ini mayoritas masyarakat kurang mampu. Untuk itu, Gus Maksum menagih janji pemerintah yang akan memberikan bantuan kepada warga terdampak. 

"Kapan bantuan dari pemerintah ini. Katanya akan segera dibagikan, kapan bantuan itu datang. Yang pasti pengasuh pesantren dan para gus saat ini sibuk menenangkan warga di bawah," ungkapnya.

Gus Maksum menilai, warga saat ini masih bisa menahan diri karena momentum Ramadan. Namun, dirinya khawatir terjadi gesekan kalau warga dibiarkan kelaparan.

"Kami khawatir akan terjadi gesekan. Kalau sudah ada gesekan di bawah siapa yang bisa menenangkan? Nanti ujungnya tetap para kiai yang pasti dijadikan garda di depan," pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid