sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pidato soal kehutanan, Luhut Pandjaitan: Indonesia tak mau didikte

Indonesia telah memahami betul permasalahan kehutanan terkait deforestasi.

Tito Dirhantoro
Tito Dirhantoro Jumat, 25 Jan 2019 17:18 WIB
Pidato soal kehutanan, Luhut Pandjaitan: Indonesia tak mau didikte

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam pidatonya di Davos, Switzerland, mengatakan Indonesia tak mau didikte terkait permasalahan kehutanan yang belakangan kerap disinggung oleh para pemimpin dunia. 

“Kami sangat terbuka, tapi jangan mendikte kami,” kata Luhut di hadapan puluhan peserta dalam sebuah acara bertema Accelerating Partnerships and Actions for Forest di Switzerland pada Kamis (24/1) waktu setempat.

Menurut Luhut, Indonesia telah memahami betul permasalahan kehutanan terkait deforestasi. Itu ditandai dengan adanya moratorium lahan sawit. Pemerintah dalam kebijakannya sudah melarang pembukaan lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit.

Dari kebijakan itu, dampaknya pun sudah terlihat. Data World Resources Institute (WRI) Indonesia menyebut, pada 2017 tingkat kehilangan tutupan pohon di hutan primer Indonesia mengalami penurunan sebesar 60% dibandingkan 2016. Dari penurunan itu, ada selisih emisi sebesar 0,2 gigaton atau setara dengan emisi pembakaran lebih dari 90 juta ton batu bara (199 miliar pon batu bara).

Namun demikian, kata Luhut, pemerintah Indonesia masih terbuka terhadap peluang kerja sama pihak lain, termasuk saran dan masukan. Tapi tidak akan menerima niat dari pihak mana pun yang mau mendikte Indonesia.

“Pemerintah Indonesia mau duduk bersama UNEP, World Bank, dan komunitas World Economic Forum untuk mencari tahu apa yang bisa dilakukan bersama,” ucap Luhut. 

Luhut mengatakan, masalah deforestasi harus diselesaikan dengan menemukan titik keseimbangan antara tercapainya kelestarian lingkungan, kesejahteraan rakyat, ketahanan pangan nasional dan konsistensi penerapan peraturan perundang-undangan.

“Harus dilihat ekuilibriumnya, bagaimana kami menangani masalah lingkungan, bagaimana kami juga harus menjamin nafkah masyarakat, dan harus menghormati regulasi yang diterbitkan oleh rezim pemerintahan sebelumnya, serta ketahan pangan di mana kami harus perhatikan kebutuhan nutrisi rakyat kami,” ujarnya.

Sponsored

Luhut menambahkan, Indonesia juga memiliki kepentingan untuk menjaga lingkungan demi generasi selanjutnya. Pemerintah Indonesia disebut Luhut, telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan. Salah satunya penanganan sampah plastik.

Ini dilakukan karena pemerintah Indonesia tidak ingin menjadikan generasi berikutnya menjadi manusia kuntet atau kerdil hanya karena salah membuat kebijakan saat ini. Keseriusan mengatasi masalah pencemaran sampah plastik di perairan Indonesia akan menjadi fokus pemerintah. Sebab, jika masyarakat mengkonsumsi makanan terpapar plastik dikhawatirkan akan tumbuh dengan stunting (kerdil). 

"Pemerintah akan bekerja dengan kredibel. Kami juga tidak ingin ada 'permainan' dalam mengerjakan hal ini," kata Luhut. 

Dalam acara tersebut, Luhut berpidato di hadapan para pemimpin dunia. Beberapa di antaranya yakni Albert Arnold Gore Jr, Wakil Presiden Amerika Serikat ke-45 pada pemerintahan Presiden Bill Clinton, Presiden Kolombia Ivan Duque Marquez, dan Satya Tripathi selaku asisten Sekjen PBB untuk program lingkungan.

Berita Lainnya
×
tekid