Pimpinan lembaga survei jadi target pertama kelompok HK
Target diduga disasar untuk dieksekusi lantaran lembaganya merilis hasil hitung cepat Pemilu 2019.
Selain berencana membunuh empat tokoh nasional, kelompok perusuh yang dipimpin HK alias Iwan juga berniat membunuh seorang pemimpin lembaga survei. Kelompok HK bahkan telah memantau kediaman pemimpin lembaga survei itu sambil menyiapkan rencana eksekusi.
Menurut Kepala Biro Penerangan (Karopenmas) Mabes Polri Dedi Prasetyo, kelompok tersebut kemungkinan diperintahkan membunuh pimpinan lembaga survei lantaran lembaganya merilis hasil hitung cepat (quick count) pascapemungutan suara Pemilu 2019 pada 17 April lalu.
"Bisa jadi arahnya ke sana. Mereka sudah bisa, jadi sudah menganalisis. Mereka ini para profesional," ujar Dedi kepada wartawan dalam konferensi pers di Media Center Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (28/5).
Dedi tak mau merinci identitas pemimpin lembaga survei yang disasar kelompok HK. Namun demikian, menurut dia, pemimpin lembaga survei itu jadi target pertama untuk dieksekusi. "Setelah itu, mereka akan fokus pada empat tokoh nasional," kata dia.
Sebelumnya, aparat kepolisian telah menetapkan enam tersangka dalam kasus rencana pembunuhan terhadap empat tokoh nasional pada aksi unjuk rasa berujung kericuhan pada 21 dan 22 Mei. Selain HK, polisi juga menangkap AZ, IF, TJ, AD, dan AF.
Dedi menuturkan, motif keenam tersangka semata hanya karena faktor ekonomi. Menurut Dedi, kelompok HK hanya dipesan untuk membunuh dan semata menjalankan pesanan tersebut demi mendapatkan imbalan dari si pemesan.
Lebih jauh, Dedi mengatakan, kepolisian hingga kini masih mendalami pendana dan aktor intelektual di balik rencana pembunuhan empat tokoh nasional dan pemimpin lembaga survei itu.
"Kami akan ungkap. Kan ini ada enam tersangka, ya. Terus ada leader-nya. Di situ juga ada aktor intelektual yang mendesain. Semuanya kita akan dalami secara bertahap," ujar dia.