sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PMK menyebar di 16 provinsi dan 82 kabupaten/kota

Penyakit itu berdampak pada total 5.454.454 ekor dan 20.723 ekor sapi sakit.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Senin, 23 Mei 2022 21:39 WIB
PMK menyebar di 16 provinsi dan 82 kabupaten/kota

Penyakit mulut dan kuku atau PMK terus meluas. Data Kementerian Pertanian per 22 Mei 2022 menyebutkan, PMK telah menyebar di 16 provinsi dan 82 kabupaten/kota. Penyakit itu berdampak pada total 5.454.454 ekor dan 20.723 ekor sapi sakit.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim angka kesakitan akibat PMK relatif kecil dibandingkan jumlah total populasi yang terdampak. "Memang ada di 82 kabupaten/kota, tetapi kalau kita lihat yang sakit 20 ribu dari populasi 13 juta," kata Syahrul dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di kompleks Senayan, Jakarta, Senin (23/5).

Ketika diumumkan pertama kali pada 11 Mei lalu, PMK baru ada di dua provinsi dan 6 kabupaten. Daerah itu adalah Provinsi Aceh dengan dua kabupaten, dan empat kabupaten di Jawa Timur. Dua kabupaten di Aceh adalah Aceh Tamiang dan Aceh Timur. Sedangkan empat kabupaten di Jawa Timur yaitu Gresik, Sidoarjo, Lamongan, dan Mojokerto.

Syahrul menjelaskan, Kementan menetapkan dua provinsi yang dilanda itu sebagai daerah wabah PMK. Menurut data Kementan, jumlah hewan ternak yang terinfeksi PMK di Jawa Timur 3.205 ekor dengan kasus kematian 1,5%. Sementara kasus positif di Aceh 2.226 ekor dengan kematian 1 ekor.

Politikus Partai Nasdem itu menjelaskan, 16 provinsi yang terjangkiti PMK memiliki populasi hewan ternak sebanyak 13.841.258 ekor dengan jumlah hewan yang terdampak 5.454.454 ekor. Dari total populasi tersebut, sebanyak 20.723 ekor atau 0,36% sakit terjangkiti PMK.

Syahrul menerangkan, dari total hewan yang sakit sebanyak 6.896 ekor berhasil disembuhkan atau 33,29%, 162 ekor atau 0,78% dipotong paksa, dan 142 ekor atau 0,69% mati.

Provinsi yang terdampak PMK adalah Aceh 315.612 ekor, Bangka Belitung 10.347 ekor, Banten 22.456 ekor, DIY 92.977 ekor, Jawa Barat 396.364 ekor, Jawa Tengah 768.150 ekor, dan Jawa Timur 2.569.774 ekor.

Lalu Kalimantan Barat 51.403 ekor, Kalimantan Selatan 83.123 ekor, Kalimantan Tengah 34.006 ekor, Lampung 56.078 ekor, Nusa Tenggara Barat 363.770 ekor, Riau 22.596 ekor, Sumatera Barat 107.942 ekor, Sumatera Selatan 45.695 ekor, dan Sumatera Utara 492.139 ekor.

Sponsored

Dampak PMK

Penyakit mulut dan kuku menyerang hewan ternak berkuku belah, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi. Penularan PMK cukup cepat, baik melalui kontak langsung atau lewat udara atau airborne.

Kejadian PMK dalam skala luas akan memberi dampak kerugian ekonomi akibat turunnya produktivitas, kematian, dan harga jual ternak yang murah. Selain itu PMK juga berdampak dalam perdagangan internasional, baik ternak hidup maupun produk ternak karena adanya larangan ekspor.

"Namun demikian, ternak yang terkena PMK tidak menular kepada manusia dan daging ternak yang tertular tetap dapat dikonsumsi oleh manusia dengan cara pemotongan yang ketat di RPH. Organ terinfeksi harus dimusnahkan sesuai protokol kesehatan hewan yang ada," kata Syahrul.

Vaksinasi massal 

Salah satu langkah menanggulangi PMK adalah dengan vaksinasi. Syahrul menyebutkan, produksi vaksin PMK ditargetkan selesai sebelum Agustus 2022. Jika sudah tersedia akan dilakukan vaksinasi massal populasi ternak.

"Saat ini Pusvetma (Pusat Veteriner Farma) Kementan sedang membuat vaksin PMK yang ditargetkan selesai empat bulan atau sebelum Agustus 2022," kata Syahrul.

Pusvetma, klaim Syahrul, telah mengidentifikasi serotipe virus penyebab penyakit PMK yang merebak di Indonesia. Jenis virus yang beredar di Indonesia, yaitu O/ME-SA/Ind-2001e yang umum ditemukan di Asia Tenggara.

Berdasarkan serotipe virus yang telah diidentifikasi itu, Kementan akan memproduksi vaksin di dalam negeri untuk kebutuhan vaksinasi massal. "Ahlinya masih ada, peralatan juga masih ada," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid