sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polemik seruan kampanye negatif PKS

Kampanye negatif harus dilandasi fakta dan data akurat.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Senin, 15 Okt 2018 14:22 WIB
Polemik seruan kampanye negatif PKS

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, angkat bicara terkait seruan Presiden PKS Sohibul Iman, yang memperbolehkan para kadernya untuk melakukan kampanye negatif. Kampanye ini menitik beratkan pada kelemahan lawan yang dilandaskan pada fakta dan data yang akurat. 

Seruan Sohibul, disampaikan dalam konsolidasi nasional pemenangan pemilu 2019 di Hotel Bumi Wiyaya, Depok, Jawa Barat, Minggu (14/10).

Menurut Fahri, apa yang dikatakan Sohibul harus dipertanggungjawabkan. Bagi Fahri, seruan tersebut justru dapat mendatangkan dosa bagi Sohibul Iman.

"Mungkin pak Sohibul mau menanggung dosanya kali. Tanya lagi ke dia, dia mau menanggung dosanya tidak," ucap Fahri di DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin(15/10).

Fahri menjelaskan, kampanye negatif bisa berarti sebuah kritik. Hal itu bisa menjadi positif, asalkan didukung dengan data yang akurat, dan tak hanya mencari titik kesalahan lawan.

"Kalau kita bicara negatif, ya sebagai mengkritik itu bukan negatif, malah itu positif. Harus ada datanya, harus ada basis argumennya. Kalau yang benar kita negatifkan, ya enggak bisa begitu juga," kata Fahri menerangkan.

Di sisi lain, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya akan meng-konter isu yang digulirkan oleh PKS. Ini dilakukan dengan memunculkan isu mengenai kesejahteraan masyarakat, dengan harapan masyarakat dapat memandang secara objektif.

"Tentu kita akan menampilkan sisi yang objektif, yang berbasis data, dan kami mengingatkan kalau pemilu ini bagian dari pada untuk mensejahterakan masyarakat," kata Airlangga di lokasi yang sama.

Sponsored

Komisioner Bawaslu, Abhan, menjelaskan bahwa kampanye negatif berbeda dengan kampanye hitam. Menurutnya, kampanye hitam lebih menjurus ke arah fitnah, sedangkan kampanye negatif lebih melihat titik kelemahan lawan, untuk menjadi alat kampanyenya.

"Kalau negatif ini adalah fakta sebuah kebenaran, misalnya ada orang punya track record korupsi, nah itu yang dijadikan alat kampanyenya,", paparnya.

Dalam konsolidasi nasional pemenangan pemilu 2019, Sohibul Iman membolehkan para calon legislatif (caleg) melakukan kampanye negatif. Hanya saja, Sohibul menekankan agar kampanye negatif disampaikan dengan dukungan fakta yang sahih.

Menurutnya, kampanye negatif ini dapat membuat masyarakat mengetahui kelemahan pada calegnya. Pihak lawan pun dapat melakukan hal sama, sehingga masyarakat dapat semakin selektif memilih caleg.

Berita Lainnya
×
tekid