sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polisi bongkar rencana para teroris saat pemilu

Polisi tengah mendeteksi sel tidur terorisme untuk mengantisipasi pemanfaatan dua momentum pemilu dan Ramadan.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Selasa, 07 Mei 2019 14:55 WIB
Polisi bongkar rencana para teroris saat pemilu

Kepolisian RI membongkar rencana para terduga teroris untuk memanfaatkan rangkaian pesta demokrasi atau pemilihan umum (Pemilu). Para terduga teroris akan memanfaatkan kekacauan yang terjadi baik sebelum atau sesudah pencoblosan. Hal itu diketahui setelah polisi melalui Densus 88 menangkap 8 terduga teroris jaringan Lampung beberapa waktu lalu. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan dalam menjalankan aksinya, para terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daullah (JAD) Lampung itu memanfaatkan momentum pemilu. Tak hanya  itu, bulan Ramadan juga menjadi momentum yang ditunggu oleh kelompok tersebut.

Terkait pemilu, kata Dedi, jaringan terorisme akan menunggu ada kegaduhan yang berujung sebuah aksi massa. Mereka akan melancarkan aksi ketika benar-benar ada people power, seperti digaungkan politikus Partai Amanat Nasional, Amien Rais.

“Apabila ada aksi people power di Jakarta, mereka hajar di jalan. Jadi, menunggu massa chaos dulu,” kata Dedi di Jakarta pada Selasa, (7/5).

Aksi yang dilakukan mereka, jelas Dedi, bisa berupa bom bunuh diri atau aksi terorisme lainnya. Tujuannya menciptakan fatalitas dan banyak korban jiwa. Jika banyak korban berjatuhan, ini bisa menimbulkan bentrok lebih keras lagi. Itu keinginan dan tujuan mereka. 
 
Menurut Dedi, informasi ini didapatkan pihak kepolisian dari pengakuan para terduga teroris yang telah ditangkap. Kepada polisi, mereka menyatakan akan merencanakan aksi amaliah dengan melihat dinamika di masyarakat.

Terkait penangkapan 8 terduga teroris jaringan JAD Lampung, kata Dedi, belum ada indikasi keterlibatan dari keluarga masing-masing pelaku. Densus 88 masih terus memeriksa tujuh orang terduga teroris yang ditangkap hidup-hidup. Sementara seorang sisanya tewas usai terlibat kontak senjata saat penangkapan.

“Sampai saat ini belum ada indikasi keterlibatan keluarga dalam kelompok tersebut,” kata Dedi.

Untuk mengantisipasi aksi amaliah mereka, Polri kini memantau sel-sel tidur terorisme selama bulan Ramadan dan masa rangkaian pemilu. “Densus 88 masih melakukan pengejaran dan pemantauan sel tidur yang tidak terstruktur. Hal itu dilakukan untuk memitigasi aksi terorisme yang memanfaatkan dua momentum tersebut,” ujar Dedi.

Sponsored

Ia meminta masyarakat tenang menjalankan aktivitas sehari-hari. “Karena itu densus betul-betul bekerja sangat keras dalam rangka memitigasi setiap aksi yang direncanakan pada momentum ini."

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid