sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polisi harus punya SOP penanganan demonstrasi dari kalangan pelajar

SOP penanganan demosntrasi harus idbedakan antara kalangan anak-anak dan orang dewasa.

Akbar Ridwan
Akbar Ridwan Kamis, 21 Nov 2019 00:50 WIB
Polisi harus punya SOP penanganan demonstrasi dari kalangan pelajar

Penasihat perlindungan anak dari Yayasan Plan Internasional Indonesia, Sigit Wacono, mengatakan pihak kepolisian harus mempunyai standar operasional prosedur (SOP) dalam menangani aksi unjuk rasa yang dilakukan pelajar atau anak di bawah umur.

Pasalnya, kata dia, prosedur pihak kepolisian dalam menangani aksi unjuk rasa yang dilakukan pelajar masih belum menjabarkan secara detil. Perlu dibedakan proses penanganan aksi unjuk rasa antara yang dilakukan anak-anak dan orang dewasa. 

“Kalau lihat Perkap Polri itu enggak detil. Jadi, menyebutkan tidak boleh terjadi kekerasan, tidak boleh melanggar HAM, tapi kalau kita menyebut juklak (petunjuk pelaksanaan) dan juknis (petunjuk teknis), tahapan-tatapannya, saya cari-cari enggak ketemu,” kata Sigit dalam sebuah diskusi di Jakarta pada Rabu (21/10).

Sigit mengingatkan, dalam melakukan setiap kegiatan termasuk unjuk rasa, anak-anak harus dipastikan aman. Aturan demikian yang menyebutkan anak-anak harus dilindungi sudah tertuang dalam Undang-Undang No. 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Menurut Sigit, kepastian keamanan kepada anak-anak diperlukan agar jangan sampai ketika ada kegiatan yang memiliki tujuan baik seperti menyampaikan pendapat, justru malah menempatkan anak dalam resiko besar lantaran proses keamanan tidak mumpuni.

"Contoh demo kemarin (25 September 2019) dalam konteks berpendapat itu baik. Tapi, ketika risikonya tidak dimitigasi, anak-anak jadi tidak mengetahui risikonya dan tidak tahu untuk mengontrol risiko itu. Akibatnya, justru akan menempatkan anak pada risiko yang tinggi," kata Sigit. 

Dia menuturkan, untuk mengurangi risiko pada anak saat berdemonstrasi, setidaknya ada enam cara untuk memitigasi agar anak-anak dapat dipastikan aman ketika mengikuti aksi unjuk rasa.

Pertama, mengidentifikasi tahapan kegiatan. Kedua, mengidentifikasi siapa yang berisiko. Ketiga, mengidentifikasi bentuk-bentuk risiko. Keempat, mengidentifikasi penyebab risiko. Kelima, mengukur tingkat risiko. Keenam, mengidentifikasi sumber daya untuk mengontrol risiko. 

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid