sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Politikus PDIP: Revolusi akhlak bukan ide baru

Konsep tersebut digunakan para ulama seperti untuk memperkuat iman, meningkatkan dan merawat kebhinekaan, hingga bergotong royong.

Achmad Al Fiqri
Achmad Al Fiqri Kamis, 12 Nov 2020 08:32 WIB
Politikus PDIP: Revolusi akhlak bukan ide baru

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Rahmad Handoyo menilai, konsep revolusi akhlak yang digagas Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab bukan barang baru.

"Apa yang dikemukakan soal revolusi akhlak bukan hal baru, bukan ide baru. Ini sudah setiap saat dilakukan dan sudah dilakukan oleh para ulama," kata Rahmad kepada Alinea.id, Rabu (11/11).

Konsep tersebut digunakan para ulama seperti untuk memperkuat iman, meningkatkan dan merawat kebhinekaan, hingga bergotong royong.

"Apalagi di saat era panndemi saat ini, selamatkan, dan kuatkan akhlak kita dengan selamatkan rakyat dari Covid-19," tutur dia.

Jika mencintai umat, kata Rahmad, para tokoh dapat memberi contoh untuk melakukan kegiatan di rumah dan mematuhi protokol kesehatan.

"Dengan melakukan ini berarti mencintai umat dan bukan malah abai terhadap kesehatan umat dengan abai terhadap protokol kesehatan," tegasnya.

Oleh karena itu, tidak sepatutnya mempertentangkan yang sudah dilakukan para ulama seperti senantiasa menyiarkan perubahan akhlak dengan program negara, yakni revolusi mental.

"Karena, semua ini itu kebaikan Indonesia yang lebih ber-Triksakti, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam berbudaya nasional," kata dia.

Sponsored

Kendati demikian, Rahmad mengajak seluruh pihak untuk bergoton groyong, saling bertoleransi, dan mematuhi protokol kesehatan.

"Bukan sebaliknya dengan abai pada protokol kesehatan," sindirnya.

"Bangsa ini sangat besar dan terlalu besar, maka tidak bisa dibangun hanya untuk satu golongan, satu kepercayaan, maupun satu aliran. Kita bangsa, harus bersama-sama dan bergotong royong membangun bangsa yang besar ini," tandas Rahmad.

Seperti diketahui, kepulangan Imam Besar FPI Habib Rizieq pada Selasa (10/11), menuai sorotan. Pasalnya, sebagian besar para pendukungnya tidak mematuhi protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan tidak berkerumun saat hendak menjemput pemimpinnya yang tiba dari Arab Saudi itu.

Habib Rizieq juga mengkritik revolusi mental yang digaungkan Presiden Joko Widodo. Baginya, revolusi akhlak merupakan konsep tepat untuk membenahi masyarakat dalam bernegara.

"Kenapa dipilih revolusi akhlak, kenapa bukan revolusi moral, revolusi budi pekerti, revolusi mental? Karena kata akhlak itu dipakai oleh Nabi kita Muhammad SAW. Enggak ada kata yang lebih baik dipilih, kecuali kata yang digunakan Nabi Muhammad SAW," kata Rizieq, kepada jemaahnya seperti yang disiarkan akun YouTube FPI, Front TV, Selasa (10/11).

Dia menyebut, revolusi mental digunakan oleh peletak paham komunisme, Karl Marx.

"Karena Nabi Muhammad yang menggunakan kata akhlak, kami lebih suka pakai istilah akhlak. Kenapa enggak pakai mental? Kata mental dipakai Karl Marx. Karl Marx yang pakai, gembongnya komunis. Makanya saya enggak pakai," ucap Rizieq.

Berita Lainnya
×
tekid