sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polri jelaskan kronologi aksi massa yang berakhir bentrok

Polri masih melakukan pendalaman atas peristiwa tersebut

Hermansah
Hermansah Rabu, 22 Mei 2019 11:47 WIB
Polri jelaskan kronologi aksi massa yang berakhir bentrok

Bentrok mewarnai unjuk rasa massa di kawasan Badan Pengawas Pemilu Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Sejumlah orang dilaporkan meninggal dan puluhan lainnya terluka. Mabes Polri menjelaskan kronologi kejadian itu. 

Menurut Kadiv Humas Mabes Polri Irjen M Iqbal, unjuk rasa di seputaran Bawaslu awalnya berlangsung kondusif. Sekitar pukul 10.00 WIB, sejumlah kelompok melakukan demontrasi di Bawaslu. Mereka kooperatif, dan aksi berlangsung damai.  

Koordinator laporan sempat meminta Kapolres Metro Jakarta Pusat agar diizinkan buka bersama, dilanjutkan salat Magrib, salat Isya dan Tarawih berjamaah. "Kami memberikan kelonggaran walaupun pada aturan, berlaku batas waktu 18.00 WIB. Kami melihat bukan hanya dari sisi yuridis, tetapi juga sosiologis. Bahkan petugas juga bersama-sama ikut melakukan ibadah, tanpa sekat," tutur Iqbal dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (22/5).

Setelah salat Tarawih atau sekitar pukul 21.00, Kapolres Jakarta Pusat kembali memberi imbauan agar peserta aksi membubarkan diri. Korlap ternyata kooperatif dan massa membubarkan diri. Situasi kondusif dan damai. Setelah itu, Polri melakukan konsolidasi untuk tetap berjaga dan mengamankan objek, termasuk Bawaslu.

Akan tetapi, jelas Iqbal, sekitar pukul 23.00 WIB, entah dari mana ada yang berulah dan provokatif. Mereka berusaha merusak security barrier dan mencoba melakukan provokasi petugas. Petugas merespons dengan menghalau dan meminta massa membubarkan diri. Apalagi berdasarkan SOP, batas waktu melakukan demonstrasi sudah lewat. 

"Massa didorong ke Jalan Sabang dan Jalan Wahid Hasyim. Bukannya kooperatif, tetapi mereka malah menyerang petugas dengan melempar batu, petasan dan sebagainya. Massa bisa diurai sekitar pukul 3.00 WIB," ucap dia.

Polisi mengamankan 58 orang yang diduga provokator dah sekarang sedang didalami motifnya. Dugaan sementara, mayoritas massa tersebut berasal dari luar Jakarta.

Pada saat bersamaan, ada 200 massa berkumpul di Jalan KS Tubun. Massa, jelas Iqbal, nampaknya sudah dipersiapkan dan disetting. Namun seperti biasa, Polri melakukan imbauan agar massa membubarkan diri. Bahkan Kapolres Metro Jakarta Barat dibantu tokoh masyrakat, pemuka FPI, ikut melakukan mediasi.

Sponsored

"Alhamdulillah ada komunikasi. Namun setelah itu, massa bergerak ke arah Asrama Polri di Petamburan. Mereka menyerang asrama dengan batu, molotov, petasan, dan botol," ucap Iqbal.

Polri menghalau massa dengan gas air mata. Bukannya mundur, mereka malah semakin merangsek dan berupaya masuk ke asrama untuk melakukan kerusakan. Mereka, jelas Iqbal, membakar beberapa kendaraan yang parkir di sana. Baik kendaraan pribadi ataupun dinas.

Berikutnya, Kapolda Metro Jaya datang ke lokasi untuk menenangkan massa. Sampai pukul 5.00 WIB, massa masih ada di sekitar lokasi. "11 unit mobil rusak, kerusakan bervariasi seperti kaca depan. Mobil terbakar 14 unit. Ada truk dalmas, 3 mobil K9 dan lain-lain. Kami berhasil mengamankan 11 orang dari lokasi tersebut. Kasus ini sedang didalami," ucap Iqbal.

Polri, kata Iqbal, mengaku sudah mendapatkan beberapa data penting yang terkait dengan peristiwa tersebut. Di antaranya, mayoritas massa dari luar Jakarta, seperti Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah.

Polisi juga menemukan bukti sebuah ambulans dengan atribut salah satu partai. Mobil ambulans itu penuh batu dan alat-alat untuk merusak. Polri, jelas Iqbal, juga menemukan amplop berisi uang dari peserta aksi massa.

Hingga kini, jelas Iqbal, Polri masih mendalami peristiwa tersebut. Pada waktu yang tepat akan diinformasikan hasil dari temuan yang telah diperoleh Polri tersebut.

Berita Lainnya
×
tekid