sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polri pastikan penuhi target penyelesaian kasus Novel

Tim teknis dipastikan bekerja maksimal ungkap kasus Novel dalam hitungan hari.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Rabu, 11 Des 2019 12:09 WIB
Polri pastikan penuhi target penyelesaian kasus Novel

Polri meyakini target Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan bisa selesai beberapa hari ke depan.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen M Iqbal mengatakan, pihaknya tengah berupaya menuntaskan penyidikan itu. Ia bahkan membeberkan telah ada beberapa upaya tertutup untuk menyelesaikan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut.

"Tim bekerja maksimal. Ini hanyalah waktu," ujar Iqbal di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (11/12).

Polri optimis menuntaskan kasus penyiraman air keras itu sesuai target dari Presiden Jokowi. Apalagi tim teknis telah bekerja maksimal dan berkomitmen kuat menangkap pelakunya.

"Insya Allah segera mengungkapkan itu," tutur Iqbal.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo mengungkapkan Kapolri Jenderal Idham Azis telah melaporkan mengenai temuan yang cukup signifikan terkait investigasi kasus penyerangan air keras terhadap Novel Baswedan.

Jokowi menyebut temuan baru itu telah mendekati kesimpulan. Tim teknis pun diperintahkan untuk memberikan hasil kerjanya dalam jangka waktu beberapa hari ke depan.

Sementara KPK mengharapkan untuk menemukan pelaku penyerangan terhadap penyidiknya itu. KPK berharap penyidik terungkap tidak sampai 1.000 hari setelah kejadian.

"KPK menunggu pelaku penyerangan itu ditemukan karena waktunya juga sudah terlalu lama sekitar 27 hari lagi, maka genap 1.000 hari sejak Novel diserang. Tentu harapannya tidak perlu sampai 1.000 hari untuk menemukan pelaku penyerangan lapangan itu," ucap juru bicara KPK Febri Diansyah di gedung KPK, Jakarta, Selasa malam.

Sponsored

Novel diserang oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai salat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pelaku menyiramkan air keras ke kedua mata Novel sehingga mengakibatkan mata kirinya tidak dapat melihat karena mengalami kerusakan yang lebih parah dibanding mata kanannya.

"Yang kami harapkan semoga pelaku penyerangan itu ditemukan mulai dari pelaku lapangan sampai nanti dicari apakah ada pihak yang menyuruh atau aktor intelektualnya. Kenapa ini penting pertama karena kita tidak ingin penegak hukum itu diteror dan diserang apalagi terkait dengan pelaksanaan tugasnya," ujar Febri.

Ia pun mencontohkan bahwa teror bukan hanya terjadi pada Novel, namun juga menimpa Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif.

"Kita tahu bukan hanya Novel yang diserang tetapi rumah dua pimpinan KPK juga diteror dengan bom, baik bom molotov maupun benda berbentuk mirip bom di rumah Ketua KPK," tuturnya.

Menurut Febri, risiko teror tersebut juga bisa terjadi pada pegawai KPK, kepolisian maupun kejaksaan yang menangani kasus korupsi.

"Bahkan jurnalis dan masyarakat sipil yang "concern" pada isu korupsi. Jadi, teror-teror seperti ini tentu harus dilawan semaksimal mungkin dengan penegakan hukum yang tegas dan konsisten, itu yang kami harapkan. Jadi, bukan sekedar satu kasus saja tetapi penegakan hukum yang konsisten yang diharapkan," ujar Febri. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid