Polri selidiki peretasan pegiat antikorupsi
Jika bukti permulaan cukup, Polri akan mulai penyelidikan dengan laporan tipe A.
Polri tengah menyelidiki perkara dugaan tindak pidana peretasan yang dialami beberapa aktivis anti korupsi Indonesia Corruption Watch (ICW).
Peretasan telepon terjadi saat membahas mengenai polemik tes kebangsaan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada 17 Mei 2021.
Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Ahmad Ramadhan menjelaskan, penyelidikan bisa dilakukan tanpa adanya laporan polisi dari masyarakat. Penyelidikan akan dilakukan dengan hasil temuan polisi atau laporan tipe A.
"Selama bukti permulaannya kuat, bisa saja dilakukan penyelidikan tanpa ada laporan masyarakat," kata Ramadhan di Mabes Polri Jakarta Selatan, Rabu (19/5).
Dia menuturkan, sampai saat ini belum ada laporan masyarakat yang masuk dari peristiwa itu. Kendati demikian, Ramadhan meminta, agar segala asumsi yang belum jelas tidak disebarkan karena berpotensi menjadi kabar bohong atau hoaks.
"Kalau ada laporan masyarakat yang masuk, ya akan dilayani," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai ada upaya peretasan saat konferensi pers di akun YouTube Sahabat ICW menyikapi pemberhentian 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut peneliti ICW Wana Alamsyah, ada sembilan pola yang dilakukan oknum untuk membobol forum ICW itu.
Wana merincikan sembilan pola peretasan yang dialami, yakni pertama, menggunakan nama para pembicara untuk masuk ke media zoom. Kedua, menggunakan nama para staf ICW untuk masuk ke media zoom. Ketiga, menunjukkan foto dan video porno di dalam ruangan zoom.
Keempat, mematikan mic dan video para pembicara. Kelima, membajak akun ojek online Nisa Rizkiah puluhan kali guna mengganggu konsentrasinya sebagai moderator acara.
Keenam, mengambil alih akun whatsapp kurang lebih delapan orang staf ICW. Ketujuh, beberapa orang yang nomor whatsapp-nya diretas sempat mendapatkan telepon masuk menggunakan nomor luar negeri (Amerika Serikat) dan juga puluhan kali dari nomor asal provider Telkomsel.
Delapan, percobaan mengambil alih akun Telegram dan email beberapa staf ICW. Namun, upaya pengambilalihan gagal. Sembilan, tautan yang diberikan kepada pembicara Abraham Samad tidak dapat diakses tanpa alasan yang jelas.