sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PPATK terima 5.000 laporan transaksi pendanaan terorisme

Frekuensi transaksi mencurigakan terkait pendanaan terorisme tidak menurun saat pandemi Covid-19 melanda.

Zulfikar Hardiansyah
Zulfikar Hardiansyah Jumat, 24 Sep 2021 10:52 WIB
PPATK terima 5.000 laporan transaksi pendanaan terorisme

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menerima hampir 5.000 laporan transaksi keuangan mencurigakan menyangkut pendanaan terorisme dalam 5 tahun terakhir. Seluruhnya telah dianalisis dan menyerahkan 261 informasinya kepada lembaga terkait.

"Kalau melihat jumlah hasil analisis, memang pasti akan lebih kecil karena memang laporan transaksi keuangan mencurigakan belum tentu benar. Nah, PPATK telah mengeluarkan sekitar 261 informasi mengenai pendanaan terorisme ke BIN, BNPT, Densus 88, juga ada kepolisian,” kata Kepala PPATK, Dian Ediana Rae, dalam webinar, Jumat (24/9).

Transaksi keuangan untuk pendanaan terorisme dinilai tidak menurun saat pandemi. Kelompok teroris justru disebut kian gencar berkampanye.

“Mereka memanfaatkan situasi kelihatannya dalam situasi yang masyarakat sedang depress gitu, kan, kemudian mereka malah kampanye soal ideologi yang menjanjikan tidak jelas,” papar Dian.

Karenanya, fenomena pendanaan terorisme perlu menjadi perhatian serius. Dirinya beralasan, masih terdapat potensi memanfaatkan celah sistem keuangan untuk tujuan-tujuan tidak benar. “Yang bisa dikatakan anti-kebangsaan."

Dian mengingatkan, pendanaan terorisme yang ada dalam sistem keuangan Indonesia menjadi ancaman serius lantaran tindakan itu bersifat ideologis. Apalagi polanya sangat dinamis sehingga perlu diwaspadai dengan cermat.

“Uang pendanaan terorisme tidak harus itu sifatnya besar. Kemudian kedua, memang tidak harus diberikan orang lain, atau organisasi, atau anggota, dan lain sebagainya," ujarnya. "Ini bisa merupakan inisiatif sendiri."

"Kalau saya percaya tentang suatu ideologis, saya bisa mengeluarkan uang saya, bisa mengeluarkan uang korporasi saya,” imbuh Dian.

Sponsored

Dirinya berpendapat, alasan ideologis di balik pendanaan terorisme sangat mungkin terjadi di lingkungan sekitar bahkan di tingkat keluarga. Modusnya pun beragam, seperti penghimpunan dana dari masyarakat melalui media sosial, sumbangan dari anggota, pembiayaan sendiri, dan pendanaan dari korporasi.

Berita Lainnya
×
tekid