sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PPI pastikan tak ada WNI terjangkit coronavirus

Mahasiwa yang tinggal di asrama dalam pantauan kampus.

Akbar Ridwan
Akbar Ridwan Jumat, 24 Jan 2020 17:46 WIB
PPI pastikan tak ada WNI terjangkit coronavirus

Tidak ada mahasiswa dan warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, terjangkit coronavirus. Demikian kata Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok cabang Wuhan, Nur Musyafak. 

Hingga Jumat 24 Januari 2020, pukul 11:00 waktu setempat, jumlah mahasiswa dan WNI di Wuhan ada 93 orang. Menurut Musyafak, rata-rata mahasiwa tinggal di asrama dan selalu dalam pantauan kampus.

"Tidak ada laporan WNI di kota Wuhan yang terjangkit virus Corona. Semua mahasiswa rata-rata tinggal di asrama dan selalu dalam pantauan kampus," kata Musyafak dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea.id, Jakarta, Jumat (24/1).

Musyafak menambahkan, setiap kampus di Wuhan telah melakukan pencegahan. Tindakan itu berupa pemberian masker, sabun cair, dan thermometer gratis kepada tiap mahasiswa.

Dalam mengurai resiko penyebaran coronavirus, dia mengatakan saat ini akses transportasi memang di tutup sementara. Hal itu meliputi kereta, pesawat, bus dari Wuhan maupun menuju Wuhan. Kendati demikian, pemerintah setempat memastikan suplai makanan tetap aman. Supermarket di sana, kata dia, juga menambah stok makanan.

PPI Tiongkok cabang Wuhan, lanjut dia, tetap berkoordinasi dengan KBRI Beijing, Direktorat Perlindungan WNI, dan Badan Hukum Indonesia (BHI) yang tergabung dalam grup pesan singkat untuk mempermudah komunikasi dan konsultasi.

"WNI di Wuhan dimonitor oleh KBRI Beijing tiap saat, KBRI meminta untuk tidak panik," jelas dia.

Pada Jumat (24/1), Komisi Kesehatan Nasional China mengonfirmasi bahwa per Kamis (23/1) terdapat 830 kasus coronavirus jenis baru dan jumlah kematian meningkat jadi 25 orang.

Sponsored

Kemarin, pihak berwenang China telah mengisolasi Kota Wuhan, yang dianggap sebagai pusat penyebaran coronavirus jenis baru.

Di hari yang sama, empat kota lainnya di Provinsi Hubei yakni Huanggang, Ezhou, Chibi, dan Zhijiang juga melakukan langkah serupa dengan menutup seluruh jaringan transportasi mereka.

Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui wabah tersebut merupakan kasus kesehatan darurat di Tiongkok. Namun, mereka menilai bahwa terlalu dini untuk menyebutnya sebagai keadaan darurat global.

"Jangan salah, ini memang merupakan darurat kesehatan di China. Namun, virus ini belum menjadi keadaan darurat global," tutur Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Berita Lainnya
×
tekid