sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ini prediksi Kemenkes soal puncak kasus kematian karena Omicron

Saat ini, menurut pendataan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), lima provinsi sudah melewati puncak kasus dan kini trennya telah menurun.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Senin, 21 Feb 2022 18:25 WIB
Ini prediksi Kemenkes soal puncak kasus kematian karena Omicron

Puncak kematian akibat kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia diprediksi terjadi pada pekan kedua setelah puncak kasus positif atau selambat-lambatnya 20 hari setelah puncak kasus.

Saat ini, menurut pendataan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), lima provinsi sudah melewati puncak kasus dan kini trennya telah menurun, yakni DKI Jakarta, Bali, Banten, Maluku, dan NTB.

Kemudian, ada 13 provinsi dengan jumlah kasus positif Omicron sudah melampaui puncak Delta, yakni Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Papua, Sulawesi Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, NTB, dan Sumatera Selatan.

"Provinsi seperti DKI Jakarta dan Bali sudah menurun, tetapi puncak kematian akan terjadi dua minggu sesudahnya," ungkap Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, dalam telekonferensi yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden RI, Senin (21/2).

Lebih lanjut, Menkes menyatakan, sebagian besar korban meninggal belum menerima dua dosis vaksin atau belum sama sekali.

Data Kemenkes menyebutkan, sebanyak 73% dari dari 2.484 pasien yang meninggal belum divaksin lengkap, lalu 53% lansia, dan 46% lainnya komorbid. Khusus pasien dengan penyakit penyerta, biasanya akan meninggal lima hari setelah dirawat di rumah sakit (RS).

Berkaca dari total kematian ini, Budi meminta masyarakat segera divaksin minimal dua dosis. Kemudian, mendorong lansia segera mendapatkan dosis pelengkap (booster).

Kemenkes juga bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk mengintegrasikan data pasien komorbid. Dengan demikian, pasien kategori ini diharapkan bisa melakukan identifikasi dini demi tercegahnya kematian.

Sponsored

"Integrasi data akan membuat pasien dengan komorbid bisa diidentifikasi dengan lebih cepat lewat data BPJS Kesehatan. Mereka akan mendapatkan 'karpet merah' untuk pelayanan rumah sakit,” ujarnya.

Terkait perkembangan vaksinasi, Budi menerangkan, sudah 189 juta masyarakat Indonesia yang memperoleh dosis pertama. Artinya, melebihi 70% dari target Kemenkes.

Kemenkes kini fokus mengejar target vaksinasi dosis kedua yang masih di bawah 70% dengan menggandeng pemerintah daerah (pemda). Masyarakat lantas didorong mau divaksin tanpa melihat jenis atau merek tertentu.

Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, Indonesia takkan melonggarkan protokol kesehatan (prokes) di tengah varian Omicron yang masih tinggi. Bersama akademisi, pemerintah juga sedang menyusun indikator dari pandemi menjadi endemi. Salah satunya, kasus yang konsisten dalam jumlah rendah.

Berita Lainnya
×
tekid