Protokol penanganan coronavirus di Indonesia
Pemerintah pada Jumat (6/3) mengumumkan empat protokol untuk penanganan Covid-19 ini.
Protokol komunikasi publik
Tindakan yang boleh dilakukan:
1. Sampaikan himbauan untuk tetap tenang;
2. Pemerintah daerah agar berkomunikasi secara intens dengan pemerintah pusat
3. Apabila ada kasus di daerah Anda, langsung lapor ke Dinas kesehatan secepat-cepatnya;
4. Memberikan akses kepada media untuk mengetahui informasi terkini mengenai virus
5. Lakukan koordinasi dengan instansi terkait/Forkopimda untuk menjaga situasi tenang dan kondusif;
6. Meningkatkan kewaspadaan pada kelompok-kelompok yang berpotensi terdampak;
7. Memonitor tanggapan dari masyarakat tentang isu terkait;
8. Ketika bertemu media, berikan informasi sejelas-jelasnya kepada publik;
9. Jubir harus bisa ditemui dan bisa dihubungi setiap saat.
10. Selalu sampaikan pesan Pola Hidup Bersih dan Sehat;
11. Apabila bertemu media, gunakan bahasa Indonesia yang sederhana sehingga bisa dipahami masyarakat awam.
12. Menunjukkan bahasa tubuh yang menampilkan pesan “siap dan mampu” menangani Covid-19.
13. Sampaikan update informasi secara berkala (jumlah kasus,penanganan) yang disampaikan oleh otoritas resmi
14. . Saat memberikan update informasi, pastikan mencantumkan keterangan waktu untuk menjamin ketepatan informasi (sebagai contoh, status pada Senin, 3 Februari 2020 pukul 10.00 WlB, tidak ada warga yang terinfeksi Covid-19)
15. Pada setiap perubahan yang terjadi, informasikan bahwa ini merupakan perubahan dari informasi sebelumnya.
16. Sampaikan juga bahwa stok sembako cukup sehingga masyarakat tidak perlu panik
Tindakan yang tidak boleh dilakukan:
1. Jangan gunakan kata “genting”, “krisis” dan sejenisnya.
2. Pastikan identitas dan lokasi pasien tidak disampaikan ke publik.
3. Jangan memberikan informasi yang berisi asumsi dan dugaan.
4. Jangan menggunakan bahasa teknis atau bahasa asing yang sulit dipahami masyarakat awam.
5. Jangan menunjukkan bahasa tubuh yang tidak serius apalagi meremehkan situasi dengan bercanda.
Jangan panik
Dalam penanganan wabah penyakit di dunia, Anthony de Mello, seorang pastur Jesuit dan psikoterapis, pernah mengingatkan jumlah korban bisa menjadi lima kali lipat, kalau terjadi ketakutan di saat terjadi wabah penyakit.
Seribu orang menjadi korban karena sakit, sedangkan empat ribu orang menjadi korban karena panik. (Mello, A. D. (1997). The heart of the enlightened: a book of story meditations)
Ketenangan dan kecakapan pemerintah dan masyarakat dalam menangani Covid-19 menjadi sangat penting untuk mencegah penyakit yang belum ada obatnya ini. (Ant)