sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Puncak arus mudik Terminal Pulogebang diprediksi pada H-4

Tahun ini diprediksi terjadi peningkatan 40% jumlah pemudik menggunakan jalur darat dari Terminal Pulogebang, Jakarta Timur.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Kamis, 30 Mei 2019 11:23 WIB
Puncak arus mudik Terminal Pulogebang diprediksi pada H-4

Puncak arus mudik penumpang jelang Idulfitri di Terminal Terpadu Pulogebang diprediksi jatuh pada H-4 lebaran atau Sabtu mendatang (1/6). Kendati demikian, sejak H-7 atau Rabu (29/5) kemarin, peningkatan jumlah penumpang sudah mulai terjadi.

Komandan Regu (Danru) Terminal Terpadu Pulogebang Mahbud menyatakan pada H-7 kemarin (29/5) sudah memberangkatkan ribuan penumpang dari 323 bus.

“H-7 kemarin sudah mulai terjadi lonjakan penumpang. Keberangkatan itu 9.858 dari 323 bus,” kata Mahbud di Terminal Terpadu Pulogebang, Kamis (30/5).

Menurut Mahbud, mayoritas penumpang berangkat dengan bus untuk tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara, waktu keberangkatan paling sibuk adalah sore hari hingga setelah waktu berbuka puasa.

Hari ini, kata Mahbud, akan lebih banyak lagi penumpang yang melakukan perjalanan ke kampung halaman melalui Terminal Terpadu Pulogebang. Berdasarkan data, sejak pukul 06.00-10.00 WIB sebanyak 3.010 penumpang sudah berangkat menggunakan 85 unit bus.

Tahun ini pihak manajemen Terminal Terpadu Pulogebang memprediksi peningkatan penumpang mencapai 40%. Oleh karena itu, sejumlah perusahaan bus telah menyediakan bus cadangan.

“Masing-masing perusahaan bus sudah menyediakan bus pariwisata untuk jadi bus tambahan, tapi sampai hari ini bus tambahannya belum ada yang berangkat,” ujar Mahbud.

Suasana Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Kamis (30/5). Alinea.id/Achmad Al Fiqri.

Sponsored

Uji laik dan tes kesehatan

Sementara itu, Dinas Perhubungan telah mewajibkan setiap pengemudi melakukan tes kesehatan sebelum melakukan perjalanan. Sebelum melakukan perjalanan, pengemudi beserta kernetnya wajib menyertakan hasil tes kesehatan tersebut.

Tes kesehatan dilakukan di pos kesehatan ruang keberangkatan Terminal Terpadu Pulogebang. Tes berupa tensi dan tes urine.

“Kalau ada yang tidak lolos tes kesehatan, tidak boleh nyupir. Hal itu wajib dilakukan karena harus melapor dulu ke bagian pos keberangkatan,” ucap Mahbud.

Mahbub mengungkapkan, pada keberangkatan H-7 Lebaran, sebanyak sembilan orang dinyatakan tidak lolos tes kesehatan. Menurut dia, rata-rata pengemudi yang tidak lolos tes kesehatan lantaran mengalami hipertensi atau masuk angin.

Pengemudi yang gagal lolos tes kesehatan akan diberikan obat dan vitamin oleh tim medis. Namun ia masih boleh melakukan perjalanan meski tidak menyupir.

Pernyataan lolos kesehatan pun berlaku hingga dua hari perjalanan. Sementara itu, sopir yang sebelumnya dinyatakan tidak lolos tes kesehatan, dalam perjalanan berikutnya harus melakukan tes kesehatan kembali untuk memastikan kondisinya.

Sama halnya dengan pengemudi, bus juga wajib melakukan ramp check. Dari 323 bus pada H-7 atau kemarin, sembilan bus dinyatakan tidak laik jalan karena ditemukan adanya masalah.

“Tidak karena rusak, biasanya yang tidak laik jalan itu spidometernya mati atau kacanya ada yang pecah. Kemudian kan ada solusinya dan langsung diperbaiki sebelum jalan,” ujar Mahbud.

Calo tiket berkurang

Di sisi lain, pembelian tiket bus dengan jalur daring (online) sudah mengalami peningkatan dari tahun lalu. Mahbub menyatakan setengah dari penumpang di Terminal Terpadu Pulogebang membeli tiket melalui jalur daring.

“Sekarang kan selain dari online ada dari aplikasi juga, tapi yang beli langsung ya ada juga,” kata Mahbud.

Menurut Mahbud, penggunaan website ataupun aplikasi meminimlaisir peranan calo tiket yang biasa beroperasi di musik lebaran seperti ini. Meski demikian, cara itu memang belum sepenuhnya membabat para calo.

Di samping itu, Mahbub mengklaim kenaikan harga tiket bus masih terjangkau di Terminal Terpadu Pulogebang. Kebijakan masing-masing perusahaan bus memang berbeda-beda, namun itu bisa terpantau dari penjualan di aplikasi dan website.

“Harga masih tergolong standar ya untuk lebaran kali ini. Pembelian dari online, aplikasi dan langsung juga bisa tahu selisihnya berapa. Tapi memang belum bisa menghilangkan calo secara menyeluruh. Setidaknya makin menurun lah,” ujar Mahbud.

Suasana Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Kamis (30/5). Alinea.id/Achmad Al Fiqri.

Sementara itu, Marni pemudik dengan tujuan Madura mengatakan, dia dan keluarga memilih transportasi bus untuk pulang ke kampung halaman karena harganya yang jauh lebih mudah dibandingkan pesawat.

Marni membeli tiket bus ke Madura seharga Rp300.000 per orang untuk sekali jalan. “Saya beli bersama semua keluarga. Anak saya juga maunya naik pesawat karena waktu tempuh lebih cepat. Tapi harganya sangat mahal,” kata dia.

Berita Lainnya
×
tekid