sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rel di antara Stasiun Lebakjero dan Stasiun Nagreg masih diperbaiki

Penyebab anjloknya rel kereta di jalur tersebut karena berada di lereng atau kaki gunung. 

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Kamis, 30 Mei 2019 19:44 WIB
 Rel di antara Stasiun Lebakjero dan Stasiun Nagreg masih diperbaiki

Kementerian Perhubungan membuka informasi penyebab anjloknya rel kereta di antara Stasiun Lebakjero dan Stasiun Nagreg. Sementara PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengaku masih melakukan perbaikan rel kereta yang mengalami anjlok tersebut, namun kereta sudah bisa melalui jalur tersebut. 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, penyebab anjloknya rel kereta di jalur tersebut karena berada di lereng atau kaki gunung. 

"Di daerah Garut, Tasik itu daerah pegunungan. Jika volume dan kecepatan kereta tinggi, maka rel bergetar. Sebelum libur, sudah saya sampaikan untuk selalu waspada," ujar Budi Karya di Posko Mudik Nasional di Kemenhub, Jakarta, Kamis (30/5). 

Kendati demikian, lanjut Budi sampai pukul 17.00 WIB, kereta pagi sudah berjalan dengan kecepatan 20km/jam, dari yang sebelumnya hanya mampu berjalan dengan kecepatan 5km/jam. 

"Malam ini mungkin bisa ditingkatkan menjadi 30km/jam, sehingga tidak membuat traffic kereta api terganggu," kata Budi. 

Pada kesempatan yang sama, Ketua Harian Posko Lebaran Nasional, sekaligus Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Cucu Mulyana mengatakan, rel kereta di antara Stasiun Lebakjero dan Stasiun Nagreg masih diperbaiki. 

Perbaikan bantalan kereta api tidak semudah di jalan raya. Pengangkutan bantalan juga harus menggunakan kereta api, di mana untuk memperbaiki rel di jalur tersebut membutuhkan 700 bantalan. 

"Ketika bantalan diperbaiki kereta berhenti terebih dahulu, dan kemudian baru kereta bisa lewat. Kereta api juga jalannya hanya bisa 5 km/jam," kata Cucu saat memberikan keterangan pers di Posko Lebaran Nasional di Kemenhub, Kamis (30/5). 

Sponsored

Kendati demikian, pihaknya tetap fokus terhadap jadwal kereta yang harus tetap lewat dan disaat bersamaan pekerja harus tetap memperbaiki bantalan. 

Berdasarkan laporan dari PT KAI, dari 700 bantalan yang dibutuhkan, baru 280 bantalan yang tiba di lokasi dan 80 bantalan di antaranya telah terpasang. 

Terpisah, Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung Noxy Citrea memohon maaf atas terjadinya gangguan perjalanan KA Lodaya Tambahan di antara Stasiun Lebakjero dan Stasiun Nagreg. 

Seluruh penumpang sudah dievakuasi menggunakan rangkaian kereta api di depannya yang tidak anjlok untuk menuju Stasiun Nagreg, kemudian dilanjutkan menuju Bandung. 

"Di kereta tersebut ada penumpang dan semuanya sudah berangkat kembali menuju Bandung dan telah tiba di Stasiun Bandung pada pukul 19.18 WIB," ujar Noxy melalui keterangan resminya, Kamis (30/5). 

Dalam proses evakuasi, tidak ada gangguan yang berarti, pasalnya gerbong yang mengalami gangguan berada di urutan ketiga dari depan, sehingga memudahkan evakuasi. 

"Petugas memindahkan semua penumpang ke dua gerbong di depannya untuk kemudian ditarik menuju Bandung," tuturnya. 

Untuk sementara, kereta dari arah Bandung menuju Timur, memutar melalui jalur Utara ke arah Purwakarta, Cikampek, Cirebon, Purwokerto, langsung ke Kroya untuk selanjutnya kembali ke jalur Selatan. 

Untuk penumpang diberikan pilihan berupa pengembalian bea secara penuh atau melanjutkan perjalanan kereta api dengan pola operasi memutar. 

Sementara untuk kereta dari arah timur yang saat ini tertahan di Stasiun Cibatu yaitu KA Argo Wilis dari Surabaya menuju Bandung dan KA Pangandaran dari Banjar menuju Bandung, penumpangnya dialihkan menggunakan bus untuk menuju Bandung.

Berita Lainnya
×
tekid