sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Riset Covid-19, Indef sarankan pemerintah transparan

Sentimen negatif atas penanganan Covid-19 mendominasi.

Ardiansyah Fadli
Ardiansyah Fadli Minggu, 05 Apr 2020 18:48 WIB
Riset Covid-19, Indef sarankan pemerintah transparan

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) merilis riset media sosial tentang respons masyarakat terhadap pemerintah dalam menangani Covid-19.

Penelitian tersebut dilakukan dalam kurun waktu satu bulan, yaitu pada peride 27 Februari - 22 Maret 2020.

Hasilnya, dari total 145.000 percakapan di media sosial dengan 135.000 akun, sentimen negatif terhadap penanganan Covid-19 pemerintah mendominasi sebanyak 66,28%. Sementara sentimen negatif hanya 33,72%.

"Pemerintah membutuhkan dukungan rakyat. Tidak mungkin kita bisa menyelesaikan masalah Covid-19 sementara dukungan masyarakat terhadap pemerintahnya rendah," kata ekonomi senior Indef Didik J. Rachbini dalam diskusi melalui telekonferensi di Jakarta, Minggu (5/4).

"Kalau pemerintah Korea Selatan itu berhasil menangani konflik karena dapat dukungan dan kepercayaan dari rakyatnya," imbuhnya.

Dijelaskan pendiri Indef ini, salah satu penyebab munculnya sentimen negatif dari netizen karena adanya komunikasi yang buruk dari pejabat.

Untuk itu, Didik menyarankan agar pemerintah segera mengembalikan kepercayaan publik dengan sigap, jujur dan transparan dalam menangani kasus Covid-19.

"Jadi saran kami pemerintah harus menaikkan sentimen yang positif dengan cara jujur, transparan, kemudian sungguh-sungguh dan tidak menganggap remeh kasus Covid-19 ini," kata Didik.

Sponsored

Dijelaskan Didik, banyak pejabat pemerintah yang asal bicara di depan publik, termasuk perbedaan informasi yang disampaikan masing-masing pejabat.

"Menurut saya ini satu hasil, dimana pemerintah harus memperbaiki diri. Dan ini bukan kita mengada-ada, karena itu hasil dari rekaman 145.000 perbincangan itu di media sosial," kata dia.

Selain itu, Didik juga mengungkapkan bahwa mayoritas media juga menunjukkan sentimen yang negatif terhadap pemerintah.

"Opini opini media juga cenderung menyampaikan sentimen negatif. Karena dari awal pemerintah pusat bercanda-canda, dia bilang ini tidak mungkin Indonesia kena atau kalau kena itu make susu kuda liar. Dan sebenarnya ungkapan itu tidak bermutu cenderung meremehkan," pungkasnya. 

Diketahui, jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia hingga Minggu 5 April pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 2.273 kasus. Jumlah ini meningkat dari kemarin, Sabtu (4/4), sebanyak 2.092 kasus positif, pasien sembuh 150 orang, dan meninggal dunia 191 orang.

"Pada hari ini sudah bertambah lagi kasus konfirmasi positif baru sebanyak 181 kasus sehingga total kasus positif sebanyak 2.273," kata Jubir Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (5/4).

Dari angka tersebut, sebanyak 164 orang dinyatakan sembuh, bertambah 14 orang dari sebelumnya. Sementara korban meninggal bertambah tujuh orang, sehingga total menjadi 198.

DKI Jakarta masih jadi provinsi dengan jumlah pasien positif Covid-19 terbanyak, yaitu 1.124 jiwa per 5 April, disusul Jawa Barat dengan 252 kasus, Jawa Timur dengan 188 kasus, Banten dengan 177 kasus, dan Jawa Tengah dengan 120 kasus.

Berita Lainnya
×
tekid