sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Riset Indef: Menkes Terawan picu sentimen negatif

Indef menyarankan pemerintah untuk memperbaiki komunikasi terkait Covid-19.

Fathor Rasi
Fathor Rasi Minggu, 05 Apr 2020 20:50 WIB
Riset Indef: Menkes Terawan picu sentimen negatif

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) merilis riset media sosial tentang respons masyarakat terhadap pemerintah dalam menangani Covid-19. Penelitian dilakukan dalam kurun waktu satu bulan, periode 27 Februari-22 Maret 2020.

Hasilnya, sentimen negatif warganet terhadap pemerintah dalam menangani Covid-19 cukup tinggi. Sentimen negatif ditujukan kepada Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Tokoh pertama yang dianggap buruk atau sentimen negatif adalah Menteri Kesehatan, di media sosial ada sebanyak 16.505 atau hampir 93% percakapan isinya sentimen negatif kepada Menkes, dan sisanya positif," kata pendiri dan peneliti senior Indef Didik J Rachbini dalam diskusi Indef melalui telekonferensi di Jakarta, Minggu (5/4).

Didik mengatakan, sentimen negatif terhadap Menkes umumnya disebabkan karena gaya komunikasinya cenderung asal. "Karena ngomongnya kesana-kemari dan media menganggap ini komunikasi yang buruk," kata dia.

Selain Terawan, tokoh beikutnya dengan sentimen negatif tinggi adalah Presiden Jokowi. Dalam kurun satu bulan tersebut, Indef mencatat ada sebanyak 8.666 percakapan di media sosial 79% isinya berupa penilaian negatif terhadap Jokowi.

Menurut Didik, sentimen negatif terhadap Jokowi disebabkan karena ketidaktegasan pemerintah dalam penanganan kasus Covid-19.

Mayoritas masyarakat dari berbagai kalangan, kata dia, telah mendorong pemerintah untuk mengambil langkah tegas. Salah satunya melalui lockdown atau kuncitara (penguncian wilayah sementara).

Sayangnya, lanjut Didik, Jokowi dinilai enggan mendengar dan mengikuti kemauan masyakarat, malahan menyinggung darurat sipil.

Sponsored

"Bahkan statemen ngawur seperti darurat sipil itu juga satu kebijakan yang menunjuk bahwa orang-orang di sekitar Jokowi itu nggak ngerti hukum," ujarnya.

Kalau sentimen masyarakat terhadap pemerintah negatif terus, maka akan berdampak negatif, "Nanti akan menimbulkan kalau pemerintah bikin aturan apapun malah tidak diikuti," ujar dia.

Untuk itu, Didik meminta agar pemerintah segera memperbaiki komunikasi dan menunjukkan sikap tegas dalam menangani kasus Covid-19. Hal itu penting terutama untuk mengembalikan kepercayaan publik.

"Jadi ngomong yang tidak bermutu itu harus dihentikan agar rakyat itu sentimen positif sama pemerintah," ujar Didik.

Selain itu, lanjut dia, tidak boleh lagi ada perbedaan dan perpecahan di antara tokoh-tokoh,

"Terutama antara Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI, karena ini akan memperburuk keadaan. Wong pemimpinnya saja berseteru bagaimana dengan rakyatnya. Mereka harus kompak dulu, harus saling menghormati dulu baru bisa menyelesaikan masalah," ujarnya.

Sebelumnya, Indef  merilis risetnya bahwa dari total 145.000 percakapan di media sosial dengan 135.000 akun, sentimen negatif terhadap penanganan Covid-19 pemerintah mendomininasi sebanyak 66,28%. Sementara sentimen negatif hanya 33,72%.

Diketahui, jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia hingga Minggu, 5 April, pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 2.273 kasus. Jumlah ini meningkat dari kemarin, Sabtu (4/4), sebanyak 2.092 kasus positif, pasien sembuh 150 orang, dan meninggal dunia 191 orang.

"Pada hari ini sudah bertambah lagi kasus konfirmasi positif baru sebanyak 181 kasus sehingga total kasus positif sebanyak 2.273," kata Jubir Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (5/4).

Dari angka tersebut, sebanyak 164 orang dinyatakan sembuh, bertambah 14 orang dari sebelumnya. Sementara korban meninggal bertambah tujuh orang, sehingga total menjadi 198.

DKI Jakarta masih jadi provinsi dengan jumlah pasien positif Covid-19 terbanyak, yaitu 1.124 jiwa per 5 April, disusul Jawa Barat dengan 252 kasus, Jawa Timur dengan 188 kasus, Banten dengan 177 kasus, dan Jawa Tengah dengan 120 kasus.

Berita Lainnya
×
tekid