sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rumah sakit diminta tambah tempat tidur pasien Covid-19

Jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 di rumah sakit harus bertambah, menyesuaikan total kasus aktif di Indonesia. 

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Senin, 11 Jan 2021 14:28 WIB
Rumah sakit diminta tambah tempat tidur pasien Covid-19

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta agar rumah sakit menambah jatah tempat tidur untuk pasien Covid-19, untuk mengantisipasi lonjakan kasus baru akibat libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021 (Nataru).

"Saya minta tolong kepada semua Dirut (Direktur Utama) rumah sakit. Tolong konversikan kamar yang tadinya bukan untuk Covid-19. Jadikan untuk Covid-19. Yang tadinya hanya 10%. Jadi, 30%-40% secara temporer saja,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers virtual, Senin (11/1).

Jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 di rumah sakit harus bertambah, menyesuaikan total kasus aktif di Indonesia. 

“Ini masalah yang akan kita hadapi minggu ini, minggu depan, hingga awal Februari,” tutur Budi.

Di sisi lain, bagi warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 setelah liburan Nataru, harus memperhatikan gejalanya. Jika hanya bergejala ringan, seperti tidak sesak nafas atau demam, maka sebaiknya mengisolasi mandiri di rumah.

“Kita mesti memerhatikan, mendengar, dan melihat kondisi dari nakes kita. Mereka sudah sangat under pressure. Tolong bapak-ibu, kalau misalnya masih bisa melakukan isolasi mandiri, kalau sudah punya kamar, lakukan isolasi mandiri di rumah,”ujar Budi.

Jika keadaan rumah tidak bisa digunakan untuk isolasi mandiri, maka Kemenkes akan meminta para kepala daerah menyediakan tempat isolasi mandiri, speerti Wisma Atlet. Kemenkes akan membuat mekanisme untuk memonitor mereka yang terpaksa melakukan isolasi mandiri dengan tetap dalam pengawasan dokter melalui telpon atau telemedicine.

“Ini untuk mengurangi beban rumah sakit, biarkan teman-teman kita, atau saudara kita yang (bergejala) berat yang di-handle di sana,”ucapnya.

Sponsored

Sebelumnya, ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono, menyebut libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021 (Nataru) dapat berdampak terhadap membengkaknya angka kasus baru Covid-19, bisa tembus 10.000 kasus per hari dan 1 juta kasus secara akumulatif.

Bahkan, adanya 7.000 kasus dalam tiga hari berturut-turut masih merupakan imbas dari libur panjang sebelum-sebelumnya.

“Jadi, liburan panjang kemarin itu dampaknya luas. Seluruh Jawa itu kena. Apalagi sekarang akan lebih banyak lagi. Saya khawatir, ini bukan doa, bisa sampai 1 jutalah kumulatif (dampak libur panjang panjang Nataru),” tutur Pandu kepada Alinea.id, Sabtu (26/12).

Laporan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Jumat (25/12), mencatat kasus positif Covid-19 memang bertambah 7.259 dalam sehari. Secara kumulatif total mencapai 700.097 orang. Sedangkan Kamis (24/12), penambahan kasus sebanyak 7.199, dan Rabu (23/12) ada 7.514 kasus baru Covid-19. Artinya, secara berturut-turut penambahan lebih dari 7.000 kasus.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid