sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Said Aqil: NU tidak anti-konglomerat, kita hormati mereka

Konglomerat harus mampu mengangkat kelas menengah menjadi mitra.

Fathor Rasi
Fathor Rasi Selasa, 28 Jan 2020 19:45 WIB
Said Aqil: NU tidak anti-konglomerat, kita hormati mereka

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyatakan NU tidak antikonglomerat, tetapi konglomerat harus melakukan upaya-upaya pemerataan.

"NU tidak antikonglomerat, kita hormati mereka. Alhamdulillah Indonesia ada konglomerat, kita bersyukur Indonesia punya konglomerat yang hight level, internasional bahkan," katanya kepada wartawan di Temanggung, Jawa Tengah, saat menghadiri pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Temanggung, Selasa (28/01).

Konglomerat, jelas dia, harus menarik atau mengangkat kelas menengah dan kelas menengah jadi mitra, bukan hanya jadi pendukung, bukan dieksplorasi, tetapi jadi mitra.

"Begitu pula selanjutnya kelas menengah pun harus mengangkat kelas kecil," ujarnya.

Kiai Said berharap NU selalu menjadi kekuatan sosial yang efektif, mampu mewujudkan keseimbangan. "Sekarang ini masih 'jomplang' karena sebagian minoritas menguasai kekayaan yang luar biasa, sedangkan mayoritas miskin, terpinggirkan, bodoh, dan penyakitan," ujarnya.

Semua itu, lanjut dia, harus ada keseimbangan, maka konglomerat harus melakukan upaya pemerataan.

Dia juga menyinggung tentang munculnya kerajaan baru seperti Keraton "Agung Sejagat" dan "Sunda Empire", dia menyatakan hal itu menunjukkan masyarakat sedang sakit, ada rasa minder.

Menurutnya, mereka yang merasa terzalimi pasti mencari jalan keluarnya dengan menunggu Ratu Adil, Satria Piningit, dan Imam Mahdi.

Sponsored

"Mau melawan tidak bisa, tidak ada jalan untuk melawan, maka menunggu datangnya Ratu Adil, Satria Piningit, nunggu datangnya Imam Mahdi," tutupnya. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid