sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

SARS-CoV-2 bermutasi, vaksin saat ini disebut masih efektif

Perlu penelitian lebih lanjut apakah vaksin saat ini bisa menangkal mutasi virus yang mulai muncul.

Akbar Ridwan
Akbar Ridwan Selasa, 05 Jan 2021 13:18 WIB
SARS-CoV-2 bermutasi, vaksin saat ini disebut masih efektif

Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Lucia Rizka Andalusia, menjelaskan, SARS-CoV-2 merupakan virus baru yang vaksinnya pun juga anyar. Sehingga, perlu penelitian lebih lanjut apakah vaksin saat ini bisa menangkal mutasi virus yang mulai muncul.

Kemunculan mutasi virus yang menyebabkan Covid-19 diketahui tejadi di Inggris dan beberapa negara lain, seperti Singapura. Mencegah penyebaan, pemerintah memutuskan larang warga negara asing masuk ke Indonesia 1-14 Januari 2021.

"Jadi kami harapankan sementara ini mudah-mudahan nanti sampai ke depannya, vaksin-vaksin ini bisa cocok untuk semua strain virus yang ada," ujarnya dalam Alinea Forum yang dilakukan secara daring, Selasa (5/1).

Lucia memaparkan, selain SARS-CoV-2, memang ada virus yang sangat spesifik. Dia menyontohkan jenis influenza yang mutasinya terbilang cepat. Menurutnya, imbas kecepatan itu membuat vaksin terkadang tidak bermanfaat.

Akan tetapi, untuk SARS-CoV-2, Lucia mengaku, akan terus memantau perkembangannya. Di sisi lain, berdasarkan teori yang berlaku saat ini, strain virus itu disebut tak mempengaruhi kinerja vaksin.

"Kita tidak bisa mengatakan tidak sama sekali, tetapi berdasarkan teori, jika akan cukup memberikan jawaban, bahwa perbedaan strain virus ini tidak mempengaruhi efektifitas dari vaksin," ujarnya.

Sebagai informasi, kepada Alinea.id, ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono memprediksi, kemungkinan varian baru Covid-19 telah masuk di Indonesia.

"Memang saya kira kita harus berpengalaman dulu. Belum ada yang masuk karena kita belum memeriksanya kan. Kalau saya memprediksi kemungkinan sudah masuk, tetapi kan harus dibuktikan," ucapnya.

Sponsored

Pandu mengusulkan, surveilans epidemiologi untuk memeriksa jenis virusnya, bukan hanya orangnya saja. Jika dilakukan pemeriksaan jenis virus dalam populasi di Indonesia, lanjutnya, maka dapat dilihat apakah virus sudah bermutasi atau tidak.

Menurutnya, surveilans epidemiologi untuk memeriksa jenis virus dalam populasi juga penting demi menentukan jenis vaksin. Kemudian, untuk mengantisipasi kemampuan penularan virus itu, maka 3M harus digalakkan.

"Vaksin tertentu tidak harus berbeda. Tetapi, masih katanya sih, 90% masih bisa dikenali dari vaksin lama (yang terlanjur beli)," tutur Pandu.

Berita Lainnya
×
tekid