sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemprov DKI Jakarta bentuk satgas siaga banjir

Masyarakat dapat mengadu ke satgas siaga banjir apabila terjadi kenaikan volume air.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Senin, 04 Nov 2019 16:15 WIB
Pemprov DKI Jakarta bentuk satgas siaga banjir

Menghadapi musim penghujan, hal jamak yang sering terlihat adalah tumpukan sampah di sungai dan kali. Selain tidak sedap dipandang, sampah yang menggenang di sungai bisa berakibat banjir. 

Mengantisipasi hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta memiliki sejumlah program untuk mengantisipasi penumpukan sampah di sungai, saat hujan terjadi di Jakarta. 

Kasubag TU UPK Badan Air Dinas LH DKI Aditya Pamungkas menyebut, ada enam program yang telah disiapkan. Pertama, perbaikan atau pemeliharaan saringan sampah otomatis. Kedua, gerebek sampah. 

Ketiga, bedah kali aliran yang tertutup tanaman atau pohon liar. Keempat, pembentukan satgas siaga banjir musim penghujan. Kelima, optimalisasi sarana dan prasarana. Keenam, sterilisasi pompa air.

Ada pun jumlah satgas yang disiagakan saat musim penghujan sebanyak 277 orang personel. Satgas yang disediakan adalah: Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) yang tersebar di lima wilayah DKI Jakarta.

Rinciannya: 24 orang di Jakarta Pusat, 54 orang di Jakarta Utara, 61 orang Jakarta Barat, 20 orang di Jakarta Selatan. Terakhir, 50 orang di Jakarta Timur.

Satgas Siaga Banjir ini dibentuk guna memantau situasi selama 24 jam di musim hujan. Pemantauan dilakukan di 118 titik lokasi yang dikategorikan sebagai rawan sampah. 

"Rawan sampah berarti memerlukan pemantauan secara khusus, saat volume air naik di masa musim penghujan. Satgas juga menampung pengaduan masyarakat terkait kegiatan antisipasi di musim hujan," kata Aditya kepada Alinea.id pada Senin (4/11).

Sponsored

Ada pun gerebek sampah dimaksudkan untuk mengatasi sampah yang berada di titik lokasi rawan sampah. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat sekitar kali, tentang pengelolaan sampah khususnya saat musim hujan juga dilakukan.

Sementara bedah kali bertujuan untuk merapikan lokasi kali yang belum masuk daftar lokasi penanganan. Selain itu, mendata lokasi tersebut. Serta menempatkan petugas dan sarana untuk penanganan sampah di kali tersebut.

Aditya mengatakan, dari 118 titik lokasi rawan sampah pada musim hujan, kali Ciliwung merupakan lokasi yang paling banyak terdapat sampah.

Sementara itu, lanjut Aditya, terdapat 27 lokasi yang memiliki saringan sampah otomatis di musim hujan tahun ini. Pihaknya juga menyediakan 132 kendaraan pengangkut sampah.

"Ada 54 unit typer kecil, 5 unit panter, 32 unit typer besar, dan 40 unit carrie," katanya.

UPK Badan Air Dinas LH DKI jakarta juga menyediakan 134 unit alat berat sebagai sarana penunjang kebersihan badan air. Kendaraan itu terdiri dari: 19 excavator amphibious mini, 16 excavator amphibious kecil, 11 excavator amphibious sedang, 16 excavator amphibious besar, dan 17 excavator spider.

Sedangkan sisanya, 28 excavator long arm 20 ton, 5 excavator standart 20 ton, 4 dredger pontoon, 4 wheel loader, 5 kapal pembersih gulma, 1 dredger mualtiguna, 2 rough terrain crane, dan 6 excavator conver.

Selanjutnya, sterilisasi area pompa air bertujuan untuk memastikan titik lokasi penanganan yang memiliki saringan pompa air, selalu bebas dari sampah. Agar pompa tersebut tidak tersumbat. 

Untuk optimalisasi sarana dan prasarana, bertujuan untuk memastikan kesiapan alat berat dan armada pengangkut sampah dalam kondisi prima. 
 

Berita Lainnya
×
tekid