sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Seabad PBNU jaga Islam Indonesia

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar acara Konsolidasi Organisasi Menuju Satu Abad NU di Hotel Aryaduta Jakarta, Kamis (30/8).

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Kamis, 30 Agst 2018 23:54 WIB
Seabad PBNU jaga Islam Indonesia

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar acara Konsolidasi Organisasi Menuju Satu Abad NU di Hotel Aryaduta Jakarta, Kamis (30/8) malam. 

Acara ini dihadiri oleh masing-masing perwakilan kader NU di seluruh Indonesia yang juga dihadiri oleh petinggi-petinggi NU, seperti Ketua PBNU dan Rais Aam NU, KH Maruf Amin.

Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj mengatakan pertemuan ini menjadi ajang silaturahmi antara PBNU dengan pengurus wilayah NU seluruh Indonesia. Di samping itu, tentunya menjadi konsolidasi terkait NU yang diharapkan menjadi organisasi yang semakin memberikan manfaat untuk bangsa.

“Malam hari ini pengurus NU bersillaturahim dengan wilayah-wilayah NU seluruh Indonesia. Adapun agendanya, bagaimana ke depan, kira-kira apa yang harus dilakukan ke depan dan bagaimana 100 tahun ke depan NU lebih kuat lagi, lebih bermanfaat lagi untuk bangsa ini,” ujar Said, Kamis (30/8).

Ia juga membeberkan, konsolidasi ini akan membicarakan perayaan hari santri yang jatuh pada tanggal 20 Oktober mendatang. Said mengatakan, perayaan itu nantinya akan dirayakan dengan karnaval di musala-musala sesuai instruksi dari PBNU.

Tak hanya itu, pertemuan yang dimulai sekitar pukul 20.00 WIB itu juga akan membahas bantuan terhadap gempa Lombok. Meski sudah memberikan bantuan berupa bantuan dana dan logistik, ia mengatakan akan ada bantuan lainnya yang diberikan kepada korban gempa di Lombok.

“Kita tingkatkan lagi peduli Lombok. Itu yang paling parah Lombok utara. 90% warga NU. Ada pesantren yang rata dengan tanah,” imbuhnya.

Dari konsolidasi ini, beberapa harapan NU ke depan dalam menghadapi arus globalisasi dapat lebih baik. Selain itu, Said pun berharap NU dapat menjaga budaya dan tidak merawat ideologi ekstrim kiri dan kanan.

Sponsored

“Ini bukan masalah kecil. Bukan masalah ringan. NU 100 tahun yang akan datang, setelah 100 tahun harus lebih berperan di tengah bangsa. Melihat era globalisasi yang sangat menantang. Bangsa ini harus kita bimbing. Budayanya harus kita jaga. Tidak ekstrim kanan dan tidak ekstrim kiri. Tetep muslim ahlusunnah wal jamaah dan nasionalis. Itu Harga mati itu,” tegasnya.  

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid