sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Serikat Guru sebut pidato Nadiem Makarim sia-sia

Pidato Mendikbud Nadiem Anwar Makarim yang viral disebut sia-sia jika tidak membuat terobosan terutama bagi guru honorer.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Rabu, 27 Nov 2019 19:52 WIB
Serikat Guru sebut pidato Nadiem Makarim sia-sia

Pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim yang viral disebut sia-sia jika tidak membuat terobosan terutama bagi guru honorer.

Wakil Sekretaris Jenderal Serikat Guru Indonesia Satriwan Salim mengatakan pidato pendidikan Mendikbud Nadiem Makarim saat peringatan Hari Guru Nasional suatu hal yang mustahil tanpa melakuan terobosan-terobosan baru di dunia pendidikan.

Secara khusus, Satriwan menilai negara belum sepenuhnya bertangung jawab terhadap kesejahteraan guru, terutama guru honorer.

"Semilenial apa pun umurnya tanpa kebijakan milenial percuma," kata Satriwan dalam sebuah diskusi di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (27/11).

Menurut Satriwan, jumlah guru di Indonesia mencapai 1,3 juta orang di mana separuhnya merupakan guru honorer. Selama ini, kata dia, gaji guru honorer terutama di daerah tergantung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Dalam Pasal 31 UUD 1945, sekurang-kurangnya pengangaran dari APBN dan APBD. Tapi kalau kita cek dari APBD. Argumen daerah itu sudah 20% tapi ternyata transfer dari APBN. Dari daerah cuma nol koma nol sekian persen," katanya.

Karena itu, Satriwan mendorong Kemendikbud, Kementrian Agama dan termasuk Kementerian Dalam Negeri (Kepmendagri) untuk memperhatikan anggaran pendidikan untuk daerah. Menurutnya, selama guru honorer digaji dengan menggunakan APBD maka selamanya mereka tidak sejahtera.

"Jadi sehebat apa pun pidato Nadiem, jangan berharap pendidikan kita berubah," jelasnya.

Sponsored

Selain itu, Satriwan mendukung Nadiem untuk melakuan debirokratisasi dan deregulasi terhadap aturan yang memberatkan guru.

"Kami sepakat deregulasi dan debirokratisasi agar guru merdeka. Bayangkan guru dihantui oleh RPP (Rencana Persiapan Pembelajaran), kemudian dihantui oleh pengawas datang ke sekolah yang ternyata cara pandang mereka masih kolonial," pungkasnya. 

Berita Lainnya
×
tekid